Bisnis.com, JAKARTA— Jika Anda pernah mencoba untuk memecahkan arti mimpi aneh Anda, maka bukan hanya Anda sendirian yang seperti itu.
SIMAK: Kosmetik Revlon Mengandung Bahan Kimia Berbahaya Formalin & Paraben
Manusia telah mencoba untuk memahami mimpi mereka sejak dahulu kala (dan mungkin sebelum itu juga.) Salah satu "peneliti mimpi" yang paling terkenal adalah Sigmund Freud, tetapi hari ini, berkat teknologi modern, kita mampu mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang apa yang terjadi saat kita tidur.
Apa yang kita ketahui tentang mimpi?
Kemajuan teknologi telah memungkinkan para ilmuwan untuk mempelajari aktivitas saraf yang sebenarnya yang terjadi ketika seorang cepat tertidur.
Dalam suatu studi tahun 2004, para ilmuwan mampu mengungkap di bagian mana otak mana mimpi berasal. Sindrom Charcot-Wilbrand adalah suatu kondisi langka yang menyebabkan pasien kehilangan kemampuan untuk bermimpi seperi dilaporkan Scientific American.
Meskipun kondisi ini sering dikaitkan dengan gejala yang lebih parah, baru-baru ini seorang pasien hanya memiliki satu gejala: ketidakmampuan untuk bermimpi.
Teknologi modern juga telah memungkinkan para ilmuwan untuk mempelajari mekanisme yang berlangsung dalam mimpi. Dalam sebuah penelitian 2011, sebuah tim ilmuwan Italia mengukur gelombang otak listrik tidur, dan menyimpulkan bahwa alasan mengingat mimpi mereka lebih baik ketika seseorang memiliki gelombang frekuensi yang lebih rendah di lobus frontal selama tidur.
Mimpi telah diamati sebagai indikator yang berguna dari apa yang ada di pikiran seseorang. Sebagai contoh, sebuah survei terbaru dari kelompok Dream Education DreamsCloud menemukan bahwa orang dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi cenderung bermimpi tentang situasi yang berhubungan dengan pekerjaan, seperti mendapatkan promosi atau bermimpi tentang rekan kerja, daripada orang yang kurang berpendidikan.
"Kami bermimpi tentang apa yang paling menjadi perhatian kita," ujar Dr. Angel Morgan, yang memimpin penelitian, menjelaskan kepada The Huffington Post.
"Ketika Anda melihat tingkat pendidikan, apa yang menjadi perhatian kita yang paling akan tercermin dan dipengaruhi dalam mimpi kita. ... Ini hanya masuk akal."
Kemampuan
Mimpi juga menjadi indikasi kemampuan alami seseorang. Misalnya, mereka yang melaporkan menyadari bermimpi mereka, juga dikenal sebagai pemimpi jernih, juga telah ditemukan untuk menjadi lebih baik dalam memecahkan masalah.
"Hasil penelitian menunjukkan bahwa sering pemimpi jelas memecahkan masalah wawasan signifikan lebih keseluruhan dari pemimpi non-jernih," kata Dr. Patrick Bourke, penulis utama dari studi yang dilakukan DreamsCloud.
"Hal ini menunjukkan bahwa wawasan yang Anda alami mungkin berhubungan dengan kognitif dasar yang diperlukan untuk wawasan dalam keadaan sadar."
Jenis mimpi Anda juga dapat memperlihatkan wawasan kepribadian Anda. Menurut LiveScience, peneliti dari Jerman Central Institute of Mental Health, orang yang melaporkan mimpi melakukan pembunuhan cenderung lebih introvert, namun juga lebih agresif, dalam kehidupan nyata. Meski penelitian ini memiliki dikritik, tapi menunjukkan hubunganantara jiwa manusia dan bermimpi.
Ini juga dapat menjelaskan penyakit mental. Sebuah studi menemukan bahwa pasien yang hidup dengan kondisi kesehatan mental yang berbeda, sering berbeda saat menggambarkan mimpinya kepada orang lain.
Sebagai contoh, pasien skizofrenia sering mendiskusikan mimpi mereka menggunakan sangat sedikit kata-kata, sementara pasien bipolar cenderung berbicara lebih berlebihan dan berulang-ulang.
Mimpi dan Emosi
Meskipun para ilmuwan baru-baru ini mampu menjelaskan beberapa mekanisme biologis yang terlibat dengan bermimpi. Sigmund Freud memikat banyak orang dengan teorinya bahwa mimpi adalah manifestasi dari keinginan yang ditekan.
Pendapat lain menunjukkan bahwa mimpi sebenarnya tidak ada sama sekali. Dikenal sebagai "aktivasi-sintesis hipotesis," ini menyatakan bahwa mimpi hanyalah impuls listrik otak yang menarik pikiran acak dan gambaran dari ingatan, dan manusia membangun impuls ini sebagai mimpi ketika kita bangun dalam upaya untuk memahami kebingungan.
"Mimpi tampaknya untuk membantu kami memroses emosi dengan kode, dan membangun kenangan dari kode itu. Apa yang kita lihat dan alami dalam mimpi mungkin tidak selalu menjadi nyata, tetapi emosi yang melekat pada pengalaman-pengalaman ini, "tulis Dr Sander van der Linden, seorang doktor dalam psikologi sosial eksperimental di London School of Economics dan Ilmu Politik, dalam artikelnya untuk Scientific American.
"Cerita mimpi pada dasarnya mencoba untuk menghapus emosi dari pengalaman tertentu dengan menciptakan kenangan. Dengan cara ini, emosi itu sendiri tidak lagi aktif." (Bisnis.com)
BACA JUGA:
11 Alasan Makan Pisang Lebih Bermanfaat Dibanding Apel
Inilah Foto-foto Cowok Mirip Kim Kardashian