Kabar24.com, LONDON—Seorang perawat berkebangsaan Inggris yang terkena virus Ebola, saat ini berada dalam kondisi kritis setelah kesehatannya memburuk dalam dua hari terakhir, kata pihak rumah sakit yang merawatnya pada Sabtu (3/1/2015) seperti dikutip dari Reuters.
The Royal Free Hospital telah merawat Pauline Cafferkey yang berusia 39 tahun dengan plasma darah dari penderita Ebola yang selamat dan mengujicobakan obat anti virus padanya.
Cafferkey didiagnosa terkena Ebola pada hari Senin (29/12/2014) saat kembali ke Inggris dari Sierra Leone sehari sebelumnya. Pauline bekerja sebagai relawan program Save the Children di sebuah pusat perawatan di luar Freetown, Sierra Leone. Cafferkey menjadi orang pertama yang didiagnosa terkena virus Ebola di negara Inggris.
Virus Ebola pertama kali teridentifikasi di kawasan tenggara Guinea pada awal 2014. Di Guinea, Sierra Leone, dan Liberia terdapat 20.000 orang yang terinfeksi dan sekitar 8.000-nya meninggal dunia.
Pusat perawatan penderita Ebola di Inggris The Royal Free berhasil merawat relawan kemanusiaan William Pooley dengan obat ZMapp setelah dirinya kembali ke Inggris pada Agustus 2014.
Pihak rumah sakit tidak menyebutkan obat apa yang diberikan kepada Cafferkey, namun mereka menyatakan bahwa obat ZMapp tersedia.
Pada Rabu, pihak rumah sakit mengatakan Cafferkey dapat duduk di atas tempat tidurnya, berbicara, dan membaca. Namun, seorang doktor yang merawatnya memperingtakan bahwa penyakit ini tidak dapat diprediksi.
Virus Ebola merupakan virus yang dapat menular melalui cairan tubuh dan rumah sakit yang merawat Cafferkey menempatkannya pada ruang dengan tempat tidur yang diselimuti tenda berdesain khusus dengan ventilasi yang diatur untuk mengurangi resiko infeksi lebih lanjut.