Bisnis.com, MATARAM - Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah menetapkan pelaksanaan Festival Bau Nyale 2015 dilaksanakan 9-10 Februari di Pantai Seger, Desa Kuta, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB HL Putria mengatakan penetapan Festival Bau Nyale 2015 yang setiap tahun diselenggarakan biasanya pada hari ke-20 bulan ke-10 menurut penanggalan tradisional Sasak.
"Agenda Festival Bau Nyale 2015 ini, merupakan kado spesial bagi warga Gumi Tatas Tuhu Trasna khususnya, dan NTB umumnya," kata Putria di Mataram, Jumat (9/1/2015).
Menurut dia, kegiatan tahunan di Kecamatan Pujut ini ditargetkan akan dihadiri puluhan ribu orang dan akan diramaikan berbagai kompetisi tradisional. Bahkan, pada puncak acara pemerintah menyiapkan tontonan gratis dengan mendatangkan band asal ibu kota Noah, didampingi band papan atas ibu kota lainnya.
Tidak ketinggalan juga, tambahnya band-band lokal daerah. Khususnya lagi, tradisional khas Sasak.
"Kedatangan band Noah, di Festival Bau Nyale pada 9-10 Februari itu, menjadi salah satu upaya strategis pemerintah daerah untuk mengikat warga, agar menyaksikan tradisi tahunan di pantai Seger, Desa Kuta, Kecamatan Pujut tersebut," katanya.
Dia menambahkan dalam rangka Festival Bau Nyale 2015, pemerintah secara resmi membentuk panitia Festival Bau Nyale.
"Setelah kepanitiaan ini terbentuk barulah seluruh rencana kita susun. Untuk kedatangan band Noah, Insya Allah kita terus mengupayakannya," ucapnya.
Selain membicarakan hiburan nasional itu, kata Putria, pemerintah juga menyusun tiga rangkaian jadwal Bau Nyale, yaitu pra acara, kegiatan inti dan pasca acara. Untuk pra acara, diakuinya telah dilaksanakan. Dengan ditetapkannya hari Bau Nyale yaitu pada 9-10 Februari, atau acara puncaknya pada Selasa malam 10 Februari, di pantai Seger.
Disamping itu, pada pelaksanaan praacara, pihaknya menyiapkan jenis kegiatan meliputi, pemilihan Putri Mandalika, gendang beleq, peresean, parade budaya, lomba bersepeda, pacuan kuda dan lain-lainnya.
Bukan hanya itu, pada acara acara inti yaitu pentas seni tradisional dan nasional, drama kolosan Putri Mandalika, serta ritual penyambutan Putri Mandalika. Khususnya, bau nyale atau menangkap cacing di laut lepas pantai Seger.
Sementara itu, Kabag Humas dan Protokol Pemkab Lombok Tengah Lalu Herdan, mengatakan dalam pelaksanaan Festival Bau Nyale tahun 2015 ini, pemerintah akan mengkemas acara itu dengan sebaiknya, sehingga lebih baik dari 2013.
Suku Sasak sendiri adalah kelompok etnis dominan yang mendiami Pulau Lombok, NTB. Bau dalam bahasa Lombok berarti menangkap dan nyale adalah sejenis cacing laut yang hanya muncul dipermukaan beberapa kali dalam setahun. Bau Nyale merupakan upacara meriah dimana suku sasak beramai-ramai menangkap nyale di sepanjang pesisir pantai Lombok.
Legenda mengatakan bahwa pada masa lalu, hiduplah seorang putri cantik bernama Mandalika. Cerita tentang kecantikannya terkabar sampai ke setiap sudut pulau, sehingga banyak pangeran jatuh cinta padanya dan sangat ingin menikahinya.
Untuk mendapatkannya, mereka menciptakan suatu pergolakan di seluruh pulau. Melihat kejadian ini, sang putri sedih dan merindukan perdamaian di tanahnya.
Untuk mengakhiri kekacauan itu, Putri Mandalika menenggelamkan dirinya ke laut. Saat pengikutnya mencoba menemukan tubuhnya, mereka hanya menemukan cacing laut yang berlimpah yang hingga saat ini dikenal sebagai nyale dan itu diyakini sebagai reinkarnasi Putri Mandalika.
Oleh karena itu, nyale yang muncul setiap tahun di pantai dianggap sebagai putri cantik yang mengunjungi rakyatnya.
Dalam upacara Bau Nyale, masyarakat dapat menyaksikan penduduk desa, pemerintah setempat, serta pengunjung berduyun-duyun ke pantai melebur dalam tradisi tersebut.