Bisnis.com, JAKARTA - Tumbuhnya minat masyarakat terhadap olah raga menyelam secara otomatis mendorong permintaan terhadap peralatan diving.
Hal itu disadari Leonardus Agung dan kawan-kawannya di Java Scuba dan menjadikannya sebagai bisnis yang melaju cukup kencang dalam beberapa tahun terakhir.
Java Scuba merupakan one-stop diving center yang melayani semua kebutuhan masyarakat atas olah raga selam, mulai dari sekolah selam,diving trip, jual-beli dan persewaan alat, serta reparasi peralatan,
Diving center yang awalnya bernama Planet Diving Indonesia itu didirikan 12 tahun silam di kompleks kolam renang Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta.
“Dalam empat tahun, grafik minat masyarakat terhadap diving meloncat cukup signifikan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya,” papar pria yang sekarang menjabat sebagai Trip Division and Support Manager Java Scuba.
Agung mengatakan, empat pilar bisnis yang dijalankan Java Scuba saling berkait satu sama lain dengan pusatnya merupakan sekolah menyelam dan diving trip.
“Orang kalau sudah punya peralatan, ya sudah selesai tidak akan membeli lagi, kalau pelatihan pasti akan terus berjalan karena banyak orang yang membutuhkan untuk naik level,” katanya.
Dalam sebulan, Java Scuba Diving Course minimal menerima 15 siswa, dengan biaya Rp5,65 juta untuk satu paket kelas open water dengan sertifikasi PADI, dan Rp4 juta untuk sertifikasi SSI, dengan kata lain, omzet dari kursus bisa sekitar Rp85 juta tiap bulan.
“Saat sedang ramai-ramainya, dalam setahun kami bisa menerima hingga 300 siswa,” katanya.
Sementara itu, omzet bulanan dari jual-beli peralatan berkisar pada angka Rp300 juta-Rp500 juta. Peralatan paling laris adalah alat-alat dasar seperti masker dengan kisaran harga Rp342.000-Rp715.000.
Selain itu, Java Scuba juga mengadakan diving trip rutin ke berbagai daerah di Indonesia, seperti ke Pulau Sangiang, Wakatobi, Pulau Alor, Raja Ampat, Derawan dan Pulau Komodo.
Paket diving trip paling murah dihargai sekitar Rp1 juta untuk perjalanan sehari ke Pulau Sangiang dengan dua kali penyelaman. Sementara itu, untuk ke Pulau Komodo dihargai Rp6,5 juta untuk 4 hari 3 malam dengan 8-10 kali penyelaman.
“Diving trip peminatnya cukup banyak, baik dari alumni Java Scuba atau pun dari luar. Kami batasi kuota untuk setiap perjalanan supaya tidak terlalu penuh,” imbuhnya.
Selama ini, Java Scuba mengandalkan promosi mulut ke mulut untuk memasarkan jasa dan produknya, ditambah dengan promosi secara online melalui media sosial dan website javascuba.com.
Agung dan timnya optimistis bisnis di dunia selam-menyelam masih memiliki prospek cerah dalam beberapa tahun ke depan, sehingga ekspansi usaha juga segera dilakukan demi menjaring pasar yang lebih luas.
“Kami sudah berencana untuk membuka diving center di lokasi lain dengan kelas premium,” katanya.
Dengan semakin banyaknya orang yang menikmati aktivitas menyelam, Agung berharap kesadaran masyarakat terhadap olah raga air ini semakin tinggi, sehingga mindset tentang bahanya menyelam akan segera pudar dan semakin banyak lagi orang yang dapat menikmati keindahan bawah air Indonesia.