Bisnis.com, JAKARTA – Jenis batu mulia yang ramai diperbincangkan orang saat ini adalah Giok Aceh. Apalagi menyusul kabar ditemukannya batu seberat 20 ton di Provinsi Serambi Mekah itu. Giok Aceh dinilai memiliki keunggulan dibandingkan batu akik Bacan asal Halmahera dan batu Garut, Jawa Barat.
Batu giok Aceh memiliki ciri khas yaitu terasa dingin kalau dipegang, sesuatu yang tidak ada pada batu Bacan dan Garut.
Namun, dari sisi warna, batu akik Bacan dan Garut dinilai lebih indah apabila dibandingkan dengan batu Giok Aceh.
Batu akik Bacan dan Garut relatif lebih terkenal lebih dulu ketimbang batu giok Aceh di kalangan pengemar batu akik atau batu mulia. Namun sebenarnya, batu mulia asal Provinsi Serambi Mekkah itu juga sejak beberapa tahun lalu sudah diminati terutama untuk dibawa ke luar negeri.
KISAH GIOK ACEH RAKSASA 20 TON
Penemuan 20 ton batu Giok Aceh membuat geger penduduk serta penggemar batu mulia dan batu akik di seluruh Indonesia. Giok raksasa itupun dikabarkan menjadi perebutan antarwarga di Aceh.
Pemerintah Daerah pun mau tidak mau harus turun tangan mengurus penemuan batu giok Aceh raksasa itu. Menurut penelusuran kantor berita Antara Aceh, tim terpadu Pemda berhasil berhasil mengeksekusi serta mengangkat lima ton batu giok Aceh yang selama ini diperebutkan warga di Kreung Isep Pante Ara, Kecamatan Beutong, Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh.
“Memasuki hari ke empat sudah ada sekitar lima ton yang berhasil dibelah dan diambil, saat ini yang dieksekusi sudah diamankan dalam gudang rumah ketua DPRK Nagan Raya,”kata Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Nagan Raya Samsul Kamal di Jeuram, Rabu (25/2/2015).
Seluruh belahan dari bongkahan batu giok Aceh yang ditawar puluhan miliar rupiah tersebut, menurut rencana, diamankan sementara dalam gudang rumah Ketua DPRK Nagan Raya Hj Kelimah yang merupakan istri bupati Nagan Raya T. Zulkarnaini.
Rencana eksekusi batu lumut Aceh mengandung jenis Solar dan Indocress tersebut sudah lebih sepekan terakhir, akan tetapi tim selama ini terkendala oleh suasana yang belum begitu kondusif karena tarik ulur kepemilikan oleh masyarakat pedalaman.
Selain itu, masyarakat pedalaman Kreung Isep, Beutong, meminta bagian sebelum dieksekusi oleh tim dibentuk pemerintah dalam upaya mencari solusi agar tidak terjadi kericuhan diantara warga.
“Jenis yang kita temukan seperti Solar dan Indocress, pengamana oleh TNI Polri masih terus dilakukan sampai tuntas, karena dalam eksekusi ini kita melibatkan semua pihak,” imbuhnya.
Sementara itu Ketua Forum Komunikasi Anak Bangsa (Forkab) Beutong, Marsyakala kepada wartawan menyampaikan, masyarakat setempat hanya meminta hak atas penemuan batu ini sehingga ada nilai kearifan lokal.
“Kami hanya minta bagian, kalau bisa yang jatah warga gampung dan penemu biarkan kami sendiri yang ambil, jangan semua diangkut kesana,” katanya.
BATU TERINDAH DI DUNIA
Batu giok aceh merupakan batu terindah di dunia dalam kurun waktu 20 tahun ke depan akan terus dicari sehingga harganya masih tetap tinggi, Begitulah yang diyakini oleh AB Hamdi, pengusaha batu mulia di pusat batu mulia Rawabening, Jakarta.
Pernyataan itu sudah disampaikan Hamdi tahun lalu tepatnya September 2014. "Selama 24 tahun berbisnis batu mulia saya belum pernah melihat batu seindah giok Aceh," kata Hamdi, dalam Dialog Kopi Gayo dan Giok Aceh, di Jakarta, Rabu (11/9/2014).
Dialog itu merupakan rangkaian pameran kopi Gayo dan batu giok Aceh pada acara Didong Senayan 2 di Gedung Nusantara V Kompleks Parlemen, Jakarta, yang berlangsung hingga Sabtu (6/9/2014).
Menurut Hamdi, Giok Aceh mempunyai ciri khas, jika dipegang terasa dingin, berbeda dengan batu mulia dari Garut dan batu bacan yang tidak dingin tapi memiliki kelebihan warna yang indah.
Batu mulia asal Aceh seperti giok Aceh dan batu lumut Aceh atau indocrase saat ini mulai dilirik dan menjadi incaran serta harganya juga cukup tinggi. Salah satu daerah penghasil giok (nephrite jade), yaitu di Kabupaten Nagan Raya dan Sungai Lumut, Aceh Tengah, dan Gayo Lues.
Harga batu mulia tersebut bervariasi mulai dari Rp500 ribu hingga jutaan rupiah per kilogram dalam bentuk barang mentah atau batu yang belum digosok.
Hamdi mengatakan selama 20 tahun ke depan batu giok Aceh akan terus dicari sehingga harganya masih tetap tinggi. “Bagi penggemar batu lebih baik beli sekarang sebab harganya masih murah karena giok Aceh akan terus booming dan dicari terutama oleh Tiongkok untuk dibuat patung dan harganya bisa sampai ratusan juta rupiah.”
Menurut dia, sejak lama batu mulia dari Indonesia sudah menjadi primadona namun kurang diekspos sehingga tidak dikenal bahkan ada yang menggunakan nama dari negara lain seperti batu Taiwan.
DIBAWA KE LUAR NEGERI
Gabungan Pecinta Batu Alam Aceh (Gapba) menyebutkan tidak kurang dari 100 ton batu jenis Giok asal Kabupaten Nagan Raya provinsi itu telah dipasarkan ke berbagai kota di Indonesia termasuk luar negeri seperti Jerman, Korea dan Meksiko.
“Kami tidak mau identitas batu Giok Aceh itu akan hilang. Karena itu kami berharap pemerintah bisa mengeluarkan aturan untuk membatasi eksploitasi batu giok tersebut,” kata Ketua DPP Gapba Nasrul Sufi di Banda Aceh, Senin (11/2/2014).
Artinya, dia menjelaskan Pemerintah Aceh serta kabupaten dan kota di provinsi ini bisa membuat qanun (Perda) tentang pembatasan eksploitasi batu giok agar tidak dilakukan dalam jumlah besar.
"Temuan batu jenis giok sebagai salah satu potensi alam Aceh itu agar bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat dan mengatasi pengangguran di Aceh. Jadi perlu pengaturan, misalnya dari batu giok itu bisa tumbuh banyaknya perajin di kampung-kampung," katanya menambahkan.
Selain itu, Gapba mengusulkan kedepan batu Giok asal Aceh itu tidak dibawa ke luar daerah ini dalam bentuk bungkahan besar, tapi minimal produk setengah jadi sehingga masyarakat lebih diuntungkan dan disejahterakan dari potensi alam daerahnya.
Pemerintah melalui Dinas Pertambangan dan Energi Aceh diminta juga ikut mengawasi para petualang luar negeri yang sering melakukan perjalanan ke hutan-hutan seperti kawasan Nagan Raya dan Aceh Tengah untuk mencari batu permata di daerah itu, kata Nasrul Sufi.
“Ada laporan para broker luar negeri, masuk ke kawasan tambang batu Giok dari Nagan Raya, kemudian keluar melalui Aceh Tenggara yang berbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara,” kata dia.
Nasrul juga meminta aparat kepolisian dan instansi terkait lainnya agar melepaskan kembali batu Giok milik masyarakat yang ditahan, kecuali benda itu dalam bentuk bongkahan besar.
"Ya kalau ada batu Giok yang ditambang sendiri secara tradisional oleh masyarakat maka tidak perlu ditahan, kami mengusulkan untuk dilepaskan kembali. Kecuali batu Giok yang diekploitasi dalam jumlah besar dengan menggunakan alat berat (beko)," kata dia. (Antara/Bisnis.com).