Bisnis.com, BATURAJA - Batu akik jenis spritus atau biru langit di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan saat ini menjadi barang langka dan harganya melejit hingga puluhan juta rupiah untuk kelas super ukuran standar.
"Untuk mencari batu spritus kualitas super itu sangat susah, kalau pun ada harganya mencapai puluhan juta rupiah," kata Yansa seorang pengrajin batu akik di Baturaja.
Namun, pada saat batu akik spiritus langka, kini ada satu batu yang banyak diincar penggemar batu akik, yakni akik motif kulit ular sawo atau piton.
"Yang dicari sekarang ini, batu akik motif kulit ular sawo atau piton. Kemarin saya pernah dapat, itu pun dihargai Rp3 juta seukuran telur puyu. Banyak yang cari batu motif ini," kata Heryy, seorang penggali batu setempat.
Dia juga tidak terlalu paham, tetapi batu-batu motif itu banyak yang berminat.
"Batu jenis spritus mahal dan barangnya juga langka. Mungkin ini salah satu dampak, banyaknya minat batu akik motif bernilai seni tersebut," katanya.
Menurut Yansa, lokasi batu spritus saat ini hanya ada di satu tempat yakni di Desa Simpang Empat Kecamatan Lengkiti berjarak sekitar 80 kilometer atau perjalanan darat menggunakan mobil 1,5 jam dari Kota Baturaja.
Selain itu, untuk memperoleh batu mulia warna biru itu, penambang harus menggali sampai kedalaman tanah hingga lima meter.
"Itupun belum tentu mendapat batu berkualitas tinggi. Bahkan, tak jarang batu spritus tidak didapat," katanya.
Herry penggali batu akik jenis spritus lainnya bahwa selama menjadi penggali batu belum pernah mendapatkan batu spritus kualitas super, dan hanya batu standar-standar saja.
"Dapat yang standar saja saya sudah bersyukur, karena harganya sekarang sejak barang langka itu dihargai hingga jutaan rupiah," jelasnya.
Dia mengemukakan, untuk menggali di lahan lokasi bahan spritus ia menyewa dengan warga setempat sebesar Rp300 ribu hingga Rp500 ribu setiap meternya.
Harga sewa ini bervariasi, ada juga Rp8.000.000 hingga Rp10.000.000 untuk satu kali menggali lahan berukuran 20 meter x 20 meter, dan syaratnya hanya boleh menggali sedalam lima meter.
"Warga tidak mau lagi memperjualbelikan lahan mereka. Sekarang hanya untuk disewakan saja," katanya.
Dia mengungkapkan dari menjual batu yang berhasil digali itu bervariasi yakni mulai Rp200 ribu hingga Rp1 juta per hari.
Sejak batu spritus jarang didapat, kata dia, kolektor batu lebih melirik batu motif seperti lavender hingga batu badar.