Batu akik motif ular piton sedang naik daun/bukalapak.com
Fashion

Kisah Bule Asal Jerman yang Kecanduan Batu Akik

Newswire
Jumat, 8 Mei 2015 - 18:40
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Ruben Ruppath, warga negara Jerman yang saat ini mengikuti program pertukaran pelajar di Indonesia dengan bersekolah di SMA Unggulan Negeri 17 Palembang sedang menggilai batu akik.

Tak tanggung-tanggung, remaja Jerman yang duduk di kelas XI ini memiliki sendiri alat gerinda, dan telah membuat belasan perhiasan batu akik sejak empat bulan terakhir.

Rencananya, warga Berlin ini akan membawa batu akik sebagai oleh-oleh untuk sanak keluarga ketika kembali ke Jerman dua bulan mendatang.

"Awalnya diajak teman sekolah ke pusat pembuatan batu akik. Awalnya heran kenapa banyak sekali orang yang mengerumuni pengasah batu, tapi sekarang justru mereka yang heran kenapa ada bule yang mengasah batu," kata Ruben ang dijumpai di stan sekolahnya di pameran pendidikan peringatan Hari Pendidikan Nasional di Palembang, Jumat (8/5).

Ruben sontak menjadi perhatian pengunjung pada pameran itu karena tampang bule-nya menjadi sangat kontras ketika sedang menggunakan alat gerinda.

Meski sibuk, Ruben dengan ramah meladeni pertanyaan para pengunjung sembari mengasah batu dengan lembar amplas. Ia terlihat cekatan dengan sesekali mencelupkan batu dalam air yang ditempatkan dalam gelas air mineral.

"Ayo lihat, batu milik saya sudah dipajang di lemari kaca, tapi jangan ditanya namanya karena saya tidak tahu. Pokoknya ini batu-batu yang sering dipakai wong Palembang (lavender, bacan, sunkis, red)," kata Ruben yang mulai lancar berbahasa Indonesia setelah tinggal bersama keluarga angkat selama delapan bulan.

Ruben tak menampik kesukaan terhadap batu akik karena dipengaruhi kehebohan yang terjadi di Palembang, yakni mulai dari pusat keramaian hingga pemukiman penduduk terdapat aktivitas menjual dan mengasah batu akik.

Ia pun menemukan suatu kemiripan ketika mengunjungi kota lain, yakni Padang, Bukittinggi, Bandung, dan Jakarta.

"Ternyata, demam batu ini tidak hanya di Palembang saja sehingga momen ini saya jadikan kesempatan untuk mengumpulkan batu. Saya beli bongkahan lalu dipotong sendiri di Palembang," ujar dia.

Anak pertama dari dua bersaudara ini mengatakan sangat terkesan dengan kearifan budaya masyarakat setempat yang demikian membanggakan perhiasan lokal milik sendiri.

Ia mengatakan, ini menjadi pelajaran berharga dalam proses mempelajari budaya dan tingkah pola masyarakat Indonesia.

"Di Jerman beda, orang lebih suka batu yang berkelas untuk dijadikan perhiasan dan investasi, sementara di sini orang sangat bangga jika pakai batu asli lokal, kalau bisa diasah sendiri, hanya sebatas itu tujuannya," kata Ruben yang mengatakan sudah bisa membuat makanan khas empek-empek ini.

Sejak menyukai batu akik, aktivitas Ruben tak luput dari kegiatan memotong dan mengasah batu.

Menurut salah seorang gurunya, Marwiyah Maya, orangtua angkat Ruben, Keluarga Tamlicho Latief terpaksa mengungsikan gerinda milik Ruben ke sekolah karena khawatir melihat kesibukan luar biasa sejak keberadaan alat pemotong batu itu.

"Ruben ini jika sudah mengurus batu akik sampai lupa waktu, pernah sampai tidur jam tiga dini hari, jadi orangtuanya khawatir," kata Marwiyah.

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro