Bisnis.com, DENPASAR--Stok vaksin anti rabies atau VAR di Bali akan bertambah karena pesanan dari Dinas Kesehatan sebanyak 10.000 vial direncanakan tiba pada minggu ini.
Kadis Kesehatan Bali I Ketut Suarjaya mengatakan produsen VAR sudah menyampaikan akan segera mengirimkan vaksin untuk manusia korban gigitan anjing gila atau rabies.
"Astungkara datang, sebetulnya kami mengajukan 85.000 vial tetapi Bio Farma tidak sanggup sehingga diminta mengubah pesanan menjadi 10.000," jelasnya, Rabu (24/6/2015).
Dengan tambahan pasokan sebanyak itu, maka total VAR di Bali akan menjadi 17.000 vial, karena saat ini masih tersisa 7.000 vial. Diakuinya jumlah sebanyak itu masih belum sesuai harapan, tetapi dengan turunnya jumlah gigitan dari sebelumnya 120 gigitan per hari menjadi 80 gigitan per hari, maka dinilai cukup.
Maka dari itu, Suarjaya menyatakan kendati jumlah VAR bertambah, pihaknya akan tetap selektif memenuhi permintaan vaksin itu. Langkah selektif itu seperti, pihaknya tidak akan memberikan VAR, apabila anjing yang menggigit merupakan binatang peliharaan rumah.
Selain itu, tidak akan diberikan kepada manusia apabila terbukti hasil sampel anjing yang menggigit negatif rabies.
"Kalau anjing rumahan diawasi saja manusianya tidak perlu disuntik. Pemeriksaan sampel anjing juga tidak lama hanya 2 jam sudah ada hasil," tegasnya.
Dia menegaskan rentang waktu pemeriksaan sampel 2 jam tidak akan membuat virus menyebar apabila anjing terbukti positif rabies. Menurutnya, virus anjing gila akan menyebar di atas 3 minggu bahkan 3 bulan setelah gigitan.
Stok VAR di Bali, sebelumnya dikabarkan sudah menipis akibat meningkatnya jumlah permintaan akan virus ini. Menipisnya pasokan vaksin itu disebabkan, produsen VAR tidak menyanggupi permintaan Pemprov Bali.