Bisnis.com, JAKARTA -- Korea Selatan hari ini melaporkan kematian ke-32 kasus MERS-CoV yang terjadi pada Sabtu (27/6/2015).
Selain itu, mereka juga melaporkan bahwa saat ini ada sekitar 15 pasien MERS CoV yang masih dirawat dalam kondisi kritis di negara itu, yang tentu jadi tantangan petugas kesehatan untuk mengobatinya.
Member dari WHO Emergency Committe on MERS CoV Tjandra Yoga Aditama mengatakan pada dasarnya saat ini belum ada pengobatan yang dapat mematikan virus korona penyebab MERS.
"Namun, selain terapi suportif sesuai parahnya penyakit, maka ada lima obat yang kini coba digunakan di beberapa negara," katanya melalui keterangan resmi Minggu (28/6/2015).
Obat-obat tersebut belum benar-benar teruji secara ilmiah, tapi sudah mulai digunakan, yaitu pertama, Plasma Konvalesens, yaitu darah dari pasien yang sembuh dari MERS dianggap punya zat anti.
Kedua, Ribavirin, suatu jenis antivirus. Ketiga, Protease Inhibitor dengan nama Kaletra, yang biasa dipakai mengobati HIV AIDS. Keempat, Beta Interferon, yang pernah dipakai mengobati SARS. Dan terakhir, Interferon Alfa 2 A.
Selain itu, jenis obat lain yang kadang-kadang digunakan meliputi Nitazoxanide, Cyclosporin A, Immunoglobulin Intravena dan Dipeptidyl Peptidase 4 (DPP4, atau dikenal dgn CD 26).