Bisnis.com, JAKARTA-- Singapore Science Centre di Jurong East, Negeri Singa, memamerkan robot replika Elasmosaurus, reptilia laut prasejarah yang panjangnya 15 meter, jika didirikan setara dengan tinggi rata-rata bangunan hotel berlantai empat.
Elasmosaurus hidup pada 83-72 juta tahun silam, berleher panjang terdiri atas 71 ruas untuk meluweskan kontrol dari kepalanya, dihadirkan Singapore Science Centre (SSC) dan Aurea Exhibitions, Argentina, mulai 30 Oktober 2015 hingga 28 Februari 2016, sebagai debut pertama rangkaian pameran keliling ke beberapa negara Asia Pasifik.
Dalam pameran empat bulan bertajuk Monster of the Sea, SSC mengetengahkan beberapa koleksi robotik/animatronik reptilia dan ikan purba yang legendaris itu.
Di antaranya Ichthyosaurus "Fish Lizard", Ophtalmosaurus "Eye Lizard", Pleisiosaurus "Almost Lizard", Mosasaurus "Meuse River Lizard", Purusaurus, Basilosaurus, Carcharodon megalodon, Pliosaurus, Tylasaurus, serta Elasmosaurus.
"Semua dibuat sama dengan bentuk dan ukuran aslinya sesuai fakta dan ilmu pengetahuan," kata General Manager SSC, Michael Chay, kepada wartawan, Senin (30/11/2015).
Di ruang pameran statif dengan sorot lampu dan tata suara terfokus pada materi, sosok-sosok tiruan hewan legendaris itu bergerak-gerak, mulutnya terkatup-terbuka, bergigi runcing dengan suara garang seperti bersiap memangsa.
Ada pula yang sirip hingga ekornya mengibas-ngibas seperti sedang beringsut, atau berenang di tujuh samudra.
Cepat
Sosok Pliosaurus, reptilia laut yang hidup pada 157-145 juta tahun silam, dengan panjang kepala hingga ujung ekor 13,5 meter, misalnya, seperti hidup kembali ketika ditingkahi sorot lampu jingga, biru, merah dan kuning dengan pantulan perak riak perairan. Predator itu dikenal kecepatannya bagai terbang di dalam air.
Wilayah Singapura, kata Chay, seperti Indonesia dikelililing laut, sehingga pemerintah bersama masyarakatnya perlu memahami sejarah dan perkembangan alam, di antaranya kehidupan bahari.
Pameran bertema kelautan telah menjadi bagian dari program Pusat Sains Singapura (SSC) sejak didirikan tahun 1977.
Melalui berbagai kegiatan kemaritiman, SSC menjadi wahana pendidikan nonformal bagi pelajar dan generasi muda pada umumnya untuk mengenal seluk beluk kehidupan jagat raya dengan harapan mereka kelak semakin berpartisipasi merawat ekosistem alam.
Dalam mengemban peran tersebut, SSC antara lain mempunyai program studi banding dengan Indonesia dan Thailand, serta secara berkala menjadi peserta kegiatan wisata-pendidikan di Surabaya dan Jakarta, ujar Chay.