Bisnis.com, JAKARTA -- Apa yang Anda bayangkan tentang hutan belantara di malam hari? Sebagian orang mungkin menggambarkannya sebagai sesuatu yang gelap, suram, dan menyeramkan. Belum lagi bayangan soal makhluk-makhluk yang mendiaminya.
Namun, sisi gelap imajinasi soal hutan itu disunting menjadi sesuatu yang berkilauan dan elegan oleh tangan dingin Sebastian Gunawan. Satu-satunyacouturier extraordinaireasal Indonesia itu meramu nuansa hutan yang bagaikan negeri fantasi dalam koleksi terbarunya.
Sebagaimana temanya, koleksi bertajuk A Midsumer Nights Dream itu terinspirasi dari karya drama William Shakespeare. Terdapat total 80 set busana yang merefleksikan sentuhan mewah dan elegan khas suami Christina Panarese itu.
Untuk memamerkan koleksinya, perancang yang akrab disapa Seba itu memadukan dengan unsur tematik hutana lakerajaan peri dengan pencahayaan temarampink, biru, dan violet padarunwayberliku-liku sepanjang 400 meter.
Saya terinspirasi dari hutan. Selama ini, ketika membayangkan sosok perempuan di dalam hutan, pastinya terkesan kumuh. Namun, saya dan Christina ingin membawakan nuansa hutan yang bagaikan negeriAvatardengan peri-peri yang berkilauan dan cahaya kunang-kunang, jelasnya.
Seperti biasa, Seba meluncurkan koleksi dengan set busana yang lengkap, mulai dari potonganmini dress,tailed dress, cocktail dress, mermaid, peplum, jumpsuit, ball gown,hingga gaun-gaun denganpanniereyang berpotongan megar dan megah.
Koleksi yang digarap selama 7 bulan itu menggunakan bahan-bahan spesial yang terkesan ringan, tipis, sedikit menerawang, dan subtil, tapi tetap terlihat megah dan kokoh, serta cocok untuk perempuan dengan cita rasa berbusana glamor.
Sebagian besar rancangan Seba memadukanfittingklasikalaMarie Antoinette 1780-an dan nuansapin-upnan glamor 1950-an dengan tekniktailoringmodern. Menggunakan seni melipat danlaser cutting, Seba berhasil membuat rancangannya lebih kaya tekstur.
Seperti biasa, gaun-gauncouturebuatannya dikerjakan dengan keterampilan jahitan tangan tingkat tinggi. Semua bahan disusun untuk membuat detail sepertiruffeataulayerdan teknik lipat dan tekuk yang menyerupai dedaunan, akar pohon, serat pohon, dan bunga-bunga.
Bahan yang dipilih pun cenderung material ringan dan terkesan jatuh, seperti sifon, organdi, sutra, dantaffeta. Penggunaan kristal pun menjadi syarat mutlak untuk membuat rancangannya bak diselimuti cahaya kunang-kunang di hutan.
[Teknik] tekuk, tindas, dan lipat tidak digarap di atas bahan tipis, tapi justru di atas bahan bertekstur tebal seperti brokat tebal danjacquarddengan pola rumit, imbuhnya.
Dari segi pemilihan warna, Seba mengambil tema suasana hutan dari pagi hingga malam pada setiansequenceperagaan busananya. Diawali dengan tema pagi yang didominasi warna putih, beranjak ke putih tulang dengan semburat kuning, serta perak kebiruan.
Sequenceselanjutnya menggambarkan suasana menjelang sore, dengan pilihan palet warna pink keperakan, hijau keemasan, dan merah tanah. Untuk merepresentasikan suasana malam di hutan, dia memilih warna anggun hitam keunguan.
Koleksi terbaru Seba tersebut sekaligus menjadi batu loncatannya sebelum terbang ke Paris pada awal 2016 untuk berpartisipasi di Paris Couture Fashion Week. Dia hanyalah 1 dari hanya 4couturierAsia yang memperoleh kesempatan langka di ajang prestisius tersebut.
Pada saat bersamaan, dia juga menandatangani kontrak dengan Couturissimo, untuk membuat pakaianready to weardengan sentuhan khas kemewahancouturedengan harga sangat terjangkau untuk dijual di pasaronlinemulai April 2016.
Ketika melihat koleksi saya sebelumya [A Ladys Portrait], mereka langsung menwarkan kerja sama karena mereka puas dengan karyacouturesaya yang harganya cukup terjangkau. Mereka ingin saya mendesain untuk kelasready to wear-nya. Ini adalah hal baru bagi saya.