Tara Basro. /Bisnis.com
Entertainment

Akris Tara Basro Banjir Penghargaan di Pengujung Tahun

Azizah Nur Alfi
Senin, 14 Desember 2015 - 11:45
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - November ini menjadi bulan yang tidak terlupakan bagi aktris muda Tara Basro. Belum lama mendapatkan piala Citra untuk kategori pemeran utama wanita terbaik Festival Film Indonesia (FFI) 2015, Tara sudah didaulat menjadi Duta Festival Film Prancis 2015.

Tara disandingkan dengan sutradara senior Garin Nugroho yang ditunjuk sebagai duta Festival Film Prancis, pada acara yang digelar di sembilan kota di Tanah Air. “Penghargaan ini bentuk apresiasi kepada saya sebagai pekerja seni,” tuturnya sumringah.

Aktris berusia 25 tahun ini memandang keberhasilannya meraih sederet penghargaan, dan tugas baru sebagai duta festival film, merupakan buah manis dari hasil kerja kerasnya di industri perfilman.

Tara mengaku sangat selektif dalam memilih peran. Dia memastikan akan melakukan telaah mendalam tentang skenario, dan latar belakang sutradara, sebelum memutuskan terlibat dalam produksi film.

Oleh karena itu, tidak mengherankan saat berperan di A Copy of My Mind dan Another Trip to the Moon yang diakuinya sangat sulit, ternyata mendapatkan apresiasi positif dari masyarakat. “Dari awal berkarier, lumayan milih-milih. Banyak banget pengorbanannya. Sekarang telah diapresiasi semua orang, rasanya sudah terbayar,” katanya.

Sebelum didaulat menjadi duta festival film Prancis, Tara mengaku telah jatuh cinta sejak lama pada film Prancis. Film pertama yang menyita perhatiannya berjudul The Diving Bell and The Butterfly. Film ini disutradarai oleh Julian Schnabel dan dirilis di festival Cannes pada 22 Mei 2007.

Menjadi Duta Festival Film Prancis 2015 menjadi kebanggaan tersendiri buat Tara. Pencinta film drama ini mengatakan keberadaan Festival Film Prancis memberikan tayangan alternatif film asing, yang selama ini didominasi film Hollywood.

Terbukti film Prancis tidak kalah bagus dengan film Hollywood. Sineas lokal dapat mempelajari gaya bercerita yang lebih bebas untuk menyampaikan pesan dalam filmnya. “Saya bisa belajar bagaimana cara kerja industri film di sana, bagaimana platform -nya. Sebab, untuk Indonesia masih sangat lemah,” ujar perempuan yang mulai merambah panggung teater ini.

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Minggu (13/12/2015)
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro