Ternyata negeri yang dilagukan oleh Katon nyata adanya: Negeri di awan, dengan kedamaian yang menjadi istananya.
Travel

PUNCAK B-29 : Negeri di Atas Awan Negeri di Atas Awan Itu Ada

Sukirno
Minggu, 3 Januari 2016 - 23:30
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - “Kau mainkan untukku.. sebuah lagu.. tentang negeri di awan. Di mana kedamaian.. menjadi istananya..” Lantunan merdu suara Katon Bagaskara masih terngiang sejak rilis pada 1993 dalam debut album solonya, terpisah dari KLA Project.

Negeri di awan yang digambarkan Katon saat itu, ternyata ada. Petualangan ke negeri di atas awan bermula dari rencana pendakian ke Gunung Semeru yang tiba-tiba batal, akibat bencana kebakaran di hampir seluruh gunung-gunung di Indonesia saat puncak musim kemarau yang lalu. Cuti sepekan yang telah terlanjur diajukan, sayang untuk dibatalkan.

Tiket seharga Rp115.000 sekali jalan, menggunakan Kereta Api Matarmaja jurusan Pasar Senen-Malang, sudah di tangan. Bahkan, persiapan tenda dan perlengkapan berkemah sudah lengkap.

Pendakian menuju Puncak Mahameru pun telah matang, termasuk Simaksi hingga surat sehat dari dokter. Dua hari menjelang keberangkatan, tiba-tiba sejumlah media memberitakan bahwa pendakian Gunung Semeru ditutup untuk sementara.

Tetapi, yang menyedihkan adalah waktu kapan Gunung Semeru akan kembali dibuka untuk pendakian, belum diumumkan. Beruntung, pada saat kebingungan mencari destinasi pengganti, seorang kawan yang berdomisili di Probolinggo, Jawa Timur, memberikan rekomendasi tujuan.

Dia hanya bilang, bahwa destinasi itu belum seterkenal Gunung Bromo atau Semeru, tapi jauh lebih indah. Referensi di dunia maya masih sangat terbatas. Satu per satu rekan di Jawa Timur memberikan informasi terkait transportasi menuju ke negeri di atas awan ini.

Berbekal informasi seadanya, kereta api Matarmaja akhirnya membawa saya ke Malang, Jawa Timur. Setiba di Malang, saya langsung menuju ke Lumajang menggunakan bus dari terminal Arjosari ke terminal Minak Koncar Wonorejo Lumajang.

PUNCAK B-29

Tiba di Minak Koncar, tujuan saya menjadi cukup jelas. Negeri di atas awan, tepatnya Puncak B-29 Desa Argosari, Kecamatan Senduro, sekitar 40 kilometer dari Ibukota Kabupaten Lumajang.

Puncak B-29 sendiri merupakan akronim dari Puncak Bukit 2.900 meter di atas permukaan laut. Rute yang dapat ditempuh adalah terminal menuju Klojen menggunakan bus atau angkutan kota. Kemudian, disambung dengan angkot menuju Kecamatan Senduro.

Nah, dari Senduro inilah yang tidak ada angkutan umum. Moda transportasi yang dapat digunakan hanyalah jasa ojek atau mobil bak terbuka. Bila mengggunakan jasa ojek, tarif dipatok Rp70.000-Rp100.000 per orang dari Senduro hingga Desa Argosari.

Namun, tenang saja, meski jalan berkelok menyusuri lereng Pegunungan Semeru, pemandangan sekeliling sangat memanjakan mata. Kiri dan kanan jalan beraspal halus itu terhampar ladang-ladang yang digarap penduduk setempat.

Nun jauh di kiri jalan, Gunung Semeru tampak kokoh menunjukkan keperkasaan sebagai puncak tertinggi di tanah Jawa. Jarak tempuh sekitar 40 menit tak akan terasa menjemukan.

Hijaunya ladang-ladang bawang daun, kentang, wortel, kubis dan cabai kian membuat mata terpesona. Saat memasuki Desa Argosari, pintu gerbang menyambut tamu dengan megahnya.

Wisatawan yang menggunakan jasa ojek dari Senduro, biasanya hanya boleh sampai di pintu gerbang Desa Argosari ini. Penduduk setempat menawarkan jasa ojek tambahan dari pintu gerbang menuju Puncak B-29 dengan tarif sekitar Rp50.000-Rp70.000 per orang.

Jangan kaget, ternyata pintu masuk Desa Argosari itu masih jauh dari Puncak B-29. Untuk menuju Puncak B-29, diperlukan waktu sekitar 30 menit dari pintu gerbang desa.

Tak kalah indah, pada sisi kiri dan kanan jalan dengan lebar sekitar 3 meter itu tampak tebing dan jurang dengan ukiran ladang-ladang milik para petani. Jalanan mulai tak halus lagi.

Bisa dibilang, rute inilah yang paling menantang karena harus melewati jalanan berbatu dan pasir sekaligus. Bila keterampilan berkendara kurang mumpuni, terpeleset sedikit saja bisa fatal. Sepeda motor bisa langsung dilahap oleh jurang yang menganga cukup dalam.

Tiba di pintu masuk Puncak B-29, wisatawan harus membayar karcis. Setiap pengunjung harus merogoh kocek Rp5.000 sekali masuk. Dari pintu masuk ini, sepeda motor dilarang beroperasi, kecuali sepeda motor khusus off road.

Sepeda motor khusus olah raga ekstrim yang melakukan perjalanan terjal di luar jalan raya. Tak perlu khawatir, mayoritas wisatawan berjalan kaki mendaki jalanan berpasir hingga Puncak B-29. Untuk menempuh jalur ini, membutuhkan waktu sekitar 30 menit tracking santai menyusuri jalanan yang terus menanjak.

Tiba di Puncak B-29, pemandangan menakjubkan langsung membuat decak kagum. Dataran tinggi seluas lapangan sepak bola terhampar tepat di ujung pendakian.

Di puncak yang datar inilah, wisatawan dapat mendirikan tenda. Jika di malam hari, gugusan bintang-bintang tampak begitu dekat. Pagi hari, kemilau matahari terbit menyapa dari ufuk timur. Pada sisi barat, hamparan lautan pasir Gunung Bromo tampak magis.

Apalagi, saat awan putih berarak layaknya per ma-dani terbang yang begitu luas mengitari anggunnya Gunung Batok, Bromo, dan Semeru, menambah daya mistis. Hal itulah yang membuat Puncak B-29 disebut wisata negeri di atas awan.

Ternyata negeri yang dilagukan oleh Katon nyata adanya: Negeri di awan, dengan kedamaian yang menjadi istananya.

 

Penulis : Sukirno
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Minggu (3/1/2016)
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro