Bisnis.com, JAKARTA—Sejumlah perempuan merasa masa bodoh dengan kebersihan organ intimnya. Apa pasal? Mereka mengangap membasuh organ intim dengan air sudah dirasa cukup tanpa mempertimbangkan tingkat keasaman daerah kewanitaan.
Lantas bagaimana cara yang dianjurkan untuk membersihkan organ intim?
Staf Departemen Urologi FKUI RSCM dr. Harrina E. Rahardjo, SpU, PhD mengatakan penggunaan sabun plain tanpa wewangian atau kandungan parfum merupakan cara terbaik untuk membasuh vagina selepas buang air kecil.
Paslanya, cairan pembersih dan produk antiseptik dengan kandungan parfum wewangian mampu mengubah keasaman vagina dan mematikan kuman normal.
“Lebih baik pakai sabun bayi yang memiliki tingkat risiko alergi yang kecil terhadap kulit daerah kewanitaan yang tipis,” katanya saat dihubungi Bisnis, Rabu (6/1/2016).
Menurutnya, membasuh dengan rebusan air sirih atau teknik ratus memang belum ada penelitian ilmiah yang mendasari hal tersebut. Penggunaan kedua teknik itu adalah stereotype yang turun temurun diwariskan oleh orang tua ke anak-anaknya dan diyakini benar. Sehingga penggunaannya pun dipercaya hingga ke kalangan modern dan dibuat produk perawatan yang mengadung daun sirih.
“Jika tidak menyebabkan iritasi dan infeksi, cara tersebut [teknik ratus dengan daun sirih] boleh digunakan,” terangnya.
Namun terkadang penggunaan cara tradisional ini menafsirkan salah kaprah. Orang menganggap perawatan dengan daun sirih dan teknik ratus menjadikan vagina kesat dan kering.
“Padahal konsep vagina kesat dan kering itu salah, vagina harus selalu basah normal karena cairan yang membuat vagina basah diperlukan untuk mempertahankan vagina dari infeksi. Asal basahnya bukan karena keputihan," jelasnya.
Hal lain untuk merawat kesehatan daerah kewanitaan adalah dengan mencukur bulu vagina secara rutin. Rambut di vagina adalah tempat kuman berkembang biak. Namun mencukur bulu vagina harus dilakukan dengan alat cukur sekali pakai kemudian buang. Jangan digunakan berulang-ulang.
Di samping itu, kebersihan daerah intim harus sangat diperhatikan ketika menstruasi. Saat darah banyak keluar, lanjutnya, di situlah tingkat keasaman vagina juga berubah.
“Jika sedang menstruasi harus sering mengganti pembalut minimal tiga kali sehari agar daerah kewanitaan tidak lembab dan tingkat keasaman tidak berubah,” ujarnya.
Terakhir adalah pakai celana dalam berbahan katun yang menyerap keringat dan hindari celana dalam ketat. Ganti celana dalam ketika vagina sudah terasa sangat lembab. Jika terlalu lembab, jamur akan senang beranak pinak. Hal ini menyebabkan iritasi dan gatal pada selangkangan," tambahnya.