Bisnis.com, JAKARTA – Budi Anduk, salah satu komedian Indonesia yang dikenal dengan potongan rambut "kriwil" dan penampilannya di program sitkom Tawa Sutra dikabarkan meninggal dunia, sore ini, Senin (11/1/2016).
Sejumlah komentar di Twitter mengantar kepergian komedian Budi Anduk alias Budi Prihatin.
“Budi Anduk meninggal dunia semoga amal baiknya di terima disisi ALLAH SWT," demikian info dari akun @Lustya Ningrum.
“Selamat jalan, Budi Anduk. Semoga amal ibadah diterima Allah SWT. Amin,” ujar Admin @Djakarta 123.
Sementara Soimah melalui akun @showimah menulis. “selamat jalan pak budi anduk #RIPBudiAnduk “
“Tenang di sana mas Budi Anduk. Selamat jalan,” tulis Joshua lewan akun @jojosuherman.
Sementara Glenn Fredly mengucapkan Rest in Love untuk Budi Anduk.
Banyak kenangan tentang Budi Anduk di mata teman maupun masyarakat yang sempat menonton aksi lucunya.
Di antara penonton itu adalah mantan menteri pertahanan di era pemerinthaan Presiden Gus Dur yang juga dikenal sebagai mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD.
“Semoga Allah memberi Budi tempat yg layak, kelucuan2nya yg menghibur menjadikan pahala baginya, & diampuni dosa2nya, “ ujar pemilik akun @mohmahfudmd ini.
Sebelumnya, Mahfud menulis, “Stlh lelah menulis, jam 1 dinihari sy sering nonton Budi Anduk di ANTV. Sy ter-tawa2, pikiran jd enteng dan rileks.”
Budi Prihatin atau yang dikenal Budi Anduk lahir di Jakarta, 8 Februari 1968.
Ia dikenal sebagai komedian Indonesia dengan tawa khasnya "hahay" dan memanggil lawan main dengan kata "coy".
Budi Anduk mengawali karier sebagai figuran di program Ngelaba (Patrio) pada 1996.
Namanya makin dikenal luas masyarakat lewat aktingnya di program sitkom Tawa Sutra di stasiun televisi ANTV.
Di stasiun TV yang sama almarhum juga juga punya program tersendiri Untung Ada Budi.
Lulusan program S1 Universitas Indonesia jurusan Ilmu Budaya tahun 1991 itu paling tidak tercatat telah membintangi dua film layar lebar, Tiren: Mati Kemaren, dan Tulalit.
Almarhum dilaporkan sakit dan sempat mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta Barat, karena gangguan paru-paru.