Bisnis.com, JAKARTA--Budaya menginang di Jawa berfungsi sebagai aktivitas menyikat gigi. Menginang juga diidentifikasikan sebagai budaya candu layaknya rokok. Biasanya, komponen menginang di Jawa beragam seperti daun sirih,encit atau kapur sirih, pinang, gambir dan tembakau.
Cara membuat inang yaitu daun sirih dilebarkan kemudian komponen sisanya ditata di atas daun sirih kemudian digulung rapi. Gulungan tersebut dimasukkan ke mulut bagian kanan atau kiri dan kemudian dikunyah. Budaya turun temurun ini dipercaya untuk menghilangkan bau mulut dan menguatkan gigi.
Namun aktivitas menginang menyebabkan mulut berwarna merah dan gigi tampak kecoklatan. Hal ini dihasilkan dari percampuran zat kandungan daun sirih, pinang, kapur sirih dan gambir. Lantas amankah menginang itu? Dokter Spesialis Gigi Syarief Hidayat mengatakan aktivitas menyirih baik bagi kesehatan gigi dan mulut “Sirih mengandung antiseptik yang berguna membunuh bakteri di jaringan lunak di dalam mulut,” katanya melalui pesan elektronik kepada Bisnis, Selasa (12/1/2016).
Kombinasi sirih dan pinang , katanya, juga menyegarkan mulut sehingga mengurangi bau nafas tak sedap. Budaya menginang dinilai lebih baik dan lebih efektif membersihkan gigi dibandingkan dengan gosok gigi.
“Kita menggosok gigi memakan waktu hanya sekitar 3-5 menit, tetapimenginang bisa berjam-jam,” tambahnya. Namun Syarief memperingaktan untuk hati-hati terhadap intensitas menginang. Pasalnnya, kapur sirih yang mengandung senyawa kimia jika bergesekan terlalu sering dengan perangkat lunak akan menyebabkan iritasi gusi.