Bisnis.com, JAKARTA - Film bertema sejarah, Surat dari Praha, menjadi bentuk selebrasi dari karir Glenn Fredly selama dua dekade di industri musik Tanah Air.
Produser film Surat dari Praha Glenn Fredly menyatakan kebanggannya di mana karir bermusiknya selama 20 tahun akhirnya dapat dituangkan di sebuah film karya sutradara Angga Dwimas Sasongko.
Surat dari Praha bercerita tentang mahasiswa ikatan dinas (MAHID) yang diasingkan ke Praha, Republik Ceko pada 1965. Mereka tidak bisa kembali ke Indonesia akibat menolak rezim Orde Baru di bawah pemerintahan Presiden Soeharto.
“Film ini menjadi selebarasi karir saya. Dan saya bangga bisa bekerja di film yang bisa mengawinkan antara sejarah dengan musik. Yang dahsyat adalah musik saya bisa turut andil mengalirkan alur cerita sejarah,” katanya kepada Bisnis.com saat ditemui usai pemutaran film Surat dari Praha di Jakarta, Senin (25/1/2016).
Glenn menjelaskan ada empat lagu yang ditayangkan sepanjang film Surat dari Praha. Empat lagu tersebut dinyanyikan oleh dua karakter utama yaitu Larasati yang diperankan oleh Julie Estelle dan Jaya yang dibintangi oleh Tyo Pakusadewo.
Keempat lagu tersebut antara lain Sabda Rindu, Nyali Terakhir, Untuk Sebuah Nama, dan Menanti Arah.
“Karena film ini masuk kategori romantis yang dibumbui politik, maka keempat lagu saya itu tepat menggambarkan setting dan alur cerita,” ungkapnya.
Lagu Sabda Rindu, Nyali Terakhir dan Untuk Sebuah Nama, diambil dari album Glenn bertajuk Luka, Cinta dan Merdeka Tahun 2010.
Sementara itu, lagu Menanti Arah merupakan lagu yang menjadi judul konser tunggal Glenn Fredly pada 2015 lalu.
“Surat dari Praha merupakan bukti bahwa film dan musik dapat berjalan bersama untuk menciptakan karya yang epik” tuturnya,
Dia berharap, film yang akan tayang serentak pada 28 Januari 2016 ini dapat mengembalikan film indonesia pada era kejayaan perfilman tanah air.