Relationship

Riset Nielsen: Prospek Lapangan Pekerjaan Dinilai Positif

Marsya Nabila
Jumat, 5 Februari 2016 - 13:14
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Berdasarkan riset Nielsen Indonesia prospek kepercayaan konsumen terhadap lapangan kerja dinilai memiliki sentimen yang positif kendati beberapa sektor industri gulung tikar akibat terkena dampak perlambatan ekonomi pada tahun lalu.

Dari data Nielsen pada kuartal IV 2015, tingkat sentimen masyarakat Indonesia terhadap lapangan pekerjaan menunjukkan adanya kenaikan sebanyak 4% menjadi 68% dibandingkan pada kuartal sebelumnya 64%.

Direktur Manager Nielsen Indonesia Agus Nurudin mengatakan sentimen positif ini disebabkan ada sebagian industri yang mengalami pertumbuhan bisnis yang signifikan, misalnya industri e-commerce, ritel, jasa, telekomunikasi, logistik, hotel, dan komoditas yang berkaitan dengan pertanian.

Berbanding terbalik dengan industri migas, otomotif, dan elektronik dimana terjadi penurunan sehingga berdampak pada ditutupnya beberapa perusahaan. Dari skala jumlah penyerapan kerja, menurut Agus, ketiga industri tersebut masih kalah nilainya.

"Perlambatan ekonomi pada tahun lalu, membuat sebagian industri menderita ada juga yang masih bertahan. Nah, rata-rata yang bertahan adalah industri yang memiliki market share yang besar," kata dia, Rabu (3/2).

Agus melanjutkan, sejumlah perusahaan yang mulai angkat kaki dari Indonesia seperti Ford, Toshiba, dan Panasonic pada awal tahun ini merupakan contoh dari ketatnya persaingan industri di pasar. Perusahaan tersebut praktis kalah saing dengan merek Jepang dan Korea Selatan yang mulai menjadi raja di segmen masing-masing.

Daya beli masyarakat berbelanja rupanya turut mempengaruhi kinerja dari perusahaan yang angkat kaki. Dari data Nielsen, optimisme masyarakat mengenai keinginan atau niat untuk berbelanja dalam 12 bulan ke depan turun menjadi 45% dari kuartal sebelumnya 49%.

Ini menunjukkan kebanyakan masyarakat Indonesia cenderung menyimpan uangnya daripada membelanjakannya. Ditelusuri lebih jauh, daya beli masyarakat untuk membeli barang elektronik mengalami penurunan menjadi 49% dari sebelumnya 55%. Meski kondisi keuangan pribadi meningkat menjadi 66% dari 64%.

"Industri tahu masyarakat simpan uangnya terus, makanya industri terus menunggu konsumen untuk membelanjakan uang mereka. BI juga sudah menurunkan suku bunga acuan untuk menarik belanja konsumen."

Awal tahun ini, lanjut Agus, sudah terlihat industri otomotif mulai berusaha untuk menaikkan level kepercayaan konsumen untuk mulai berbelanja dengan mengeluarkan desain mobil terbaru. "Bila masyarakat mulai belanja, bisnis industri akan mulai menggeliat lagi, otomatis GDP akan membaik."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Marsya Nabila
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro