Bisnis.com, DENPASAR – Perupa yang dikenal penggerak gaya Young Artist, Arie Smit, meninggal dunia Rabu (23/3/2016) sekitar pukul 23.30 Wita di Rumah Sakit Puri Raharja Denpasar.
Sahabat almarhum yang juga pendiri Museum Neka, Suteja Neka, mengatakan pada Rabu pagi seusai sarapan Arie Smit merasa sesak napas dan langsung dilarikan dari tempat tinggalnya di Vila Sanggingan Ubud ke RS Puri Raharja.
Dokter memberikan pertolongan secara intensif, namun pada malam harinya Arie Smit mengembuskan napas terakhir. Jenazah Arie Smit disemayamkan di Rumah Duka RSAD Udayana. Doa kebaktian dilakukan Kamis ini pukul 10.00 dan dibawa ke Krematorium Kristen Taman Mumbul, Nusa Dua pukul 16.00 Wita.
“Hari-hari terakhir beliau sehat, nggak ada keluhan sakit, mungkin karena usia. Sebentar lagi beliau satu abad,” kata Neka yang dihubungi Kamis (24/3/2016) pagi.
Arie Smit yang kelahiran Zaandam, Belanda, 15 April 1916 itu disebut Neka sebagai satu dari tiga serangkai yang memiliki jasa besar terhadap perkembangan seni rupa Bali. Dua tokoh lainnya adalah Rudolf Bonet dan Wapter Spies.
Kata Suteja, Arie Smit membimbing pelukis muda di Penestanan pada 1960-an dan mengembangkan gaya Young Artist yang melahirkan banyak seniman. Sementara itu, Arie Smit juga terus melukis dengan objek alam dan sehari-hari di Bali.
Arie Smit yang menyebut karya-karyanya sebagai realisme puitik itu pernah mendapatkan Anugerah Seni Dharma Kusuma dan medali emas dari Pemda Provinsi Bali.
Untuk edukasi dan apresiasi, Suteja membangun secara khusus Paviliun Arie Smit di Museum Neka yang di lantai atas memjang puluhan karya Aris dan di lantai bawah sejumlah karya murid-murid Yong Artist.