Bisnis.com, JAKARTA—Keberadaan teknologi Gamma Knife di Indonesia dinilai memungkinkan operasi otak yang dijalankan pasien di dalam negeri tanpa risiko bedah serta meminimalisir rasa sakit.
Lutfi Hendriansyah, Direktur Gamma Knife Center Indonesia (GKCI), mengatakan teknologi ini memungkinkan pasien menjalani operasi otak tanpa risiko bedah. Bahkan, setelah selesai tindakan, pasien tidak memerlukan rawat inap yang lama.
“Tim hanya akan memberikan penyuntikan obat lokal anestesi pada empat area tempat pemasangan pin, yaitu untuk alat stereotaktik frame yang menjadi sumbu koordinat tumor di kepala,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (4/4/2016).
Lutfi yang juga spesialis bedah saraf Siloam Hospitals Lippo Village, menjelaskan Gamma Knife Perfexion yang dipasang di GKCI adalah alat pertama yang dipasang di Indonesia dan Asia Tenggara.
Teknologi ini, lanjutnya, merupakan model kelima dari jenis yang ada. Prinsip kerja alat jenis Perfexion lebih sederhana, efisien serta akurat jika dibandingkan dengan model-model sebelumnya.
Chief Operations Officer & Medical Physics Specialist GKCI Sajeev Thomas mengatakan Gamma Knife memberikan alternatif tindakan yang lebih nyaman bagi pasien yang tidak memungkinkan dilakukan dengan bedah otak konvensional.
“Kehadirannya di Indonesia melalui Siloam Hospitals yang diresmikan pada Juli 2012, hingga Maret 2016 telah melayani 400 pasien. Adapun di seluruh dunia Gamma Knife telah melakukan tindakan radio surgery kepada sekitar 750.000 pasien,” tuturnya.