Tantangannya adalah bagaimana mengemas suatu ide menjadi karya yang beresonansi dengan pembaca. /facebook
Fashion

ISKANDAR SALIM: Mengenal Tren Komik Komedi Strip Digital

Wike Dita Herlinda
Rabu, 4 Mei 2016 - 11:55
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Seiring dengan merebaknya demam komik digital di Tanah Air, berbagai komikus lokal berlomba-lomba adu kreativitas ide dalam mengembangkan komik bermedia daring yang dikenal masyarakat.

Banyak cara yang mereka gunakan. Mulai dari merilis komik digital berseri hingga membuat komik strip bermuatan cerita pendek. Platform yang digunakan pun beraneka ragam, mulai dariblog, portal web, aplikasi ponsel (moblie app), layanan online chat, hingga media sosial.

Salah satunya adalah seperti yang dilakukan oleh Iskandar Salim melalui akun Komik Faktap. Dengan menggunakan medsos sebagai platform presentasi karyanya, dia berhasil mempopulerkan komik strip bernuan sablack comedy di kalangan anak muda.

Apalagi, tema-tema yang diangkat di dalam komiknya kerap menyinggung isu-isu kekinian dan kejadian-kejadian umum yang sering ditemukan di Ibukota DKI Jakarta. Salah satu yang cukup ngetren adalah komik strip tentang Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Lantas, bagaimana orang-orang seperti Iskandar berperan dalam perkembangan dunia perkomikan nasional? Bagaimana pula prospek dunia komik digital lokal ke depannya?

Berikut penuturan Iskandar:

Sejak kapan komik digital di Indonesia berkembang dan mulai populer? Bagaimana juga perkembangan komikusnya?

Setahu saya berkembangnya komik digital Indonesia sudah lumayan lama. Namun, beberapa tahun belakangan ini semakin populer seiring dengan makin ramainya aplikasimobiledengan fitur bergambar yang memudahkan pembaca komik untuk mengaksesnya kapan dan di mana saja.

Komikus-komikus pun banyak bermunculan, baik yang masih berstatus pelajar sampai yang sudah profesional dengan "jam terbang" tinggi.

Selain medium yang digunakan, apa yang membedakan komik digital dengan konvensional?

Dalam hal konten, karakter gambar dan lainnya sebenarnya tidak berbeda jauh antara digital dan konvensional. Paling kalau [komik] digital modalnya lebih mahal karena harus punya perangkat-perangkat pendukung.

Untuk revisi, [komik digital] juga lebih mudah, karena tidak harus menggambar ulang sebagaimana halnya cara konvensional. Selain itu, penyimpanan hasil karya juga lebih praktis, tinggal "save" ke dalam hard disk.

Kalau Komik Faktap sendiri sejak kapan mulai dikembangkan? Bagaimana awal ceritanya? Mengapa memilih medsos untuk mempresentasikan karyanya?

Komik Faktap sebenarnya bermula dari keisengan saya. Awalnya, ada beberapa "meme" yang saya buat dan unduh ke akun pribadi saya di Instagram dan Facebook, dan ternyata lumayan menjadi viral.

Saya mendapat banyak permintaan pertemanan dari orang-orang yang tidak saya kenal. Demi privasi, sekitar Juli 2015 saya buat akun khusus untuk komik-komik "iseng" ini [dengan nama Komik Faktap].

Tidak disangka-sangka, ternyata follower-nya bisa sebanyak sekarang. Alasan saya pilih platform medsos adalah karena murah dan jangkauannya luas, bahkan global.

Apa konsep dan karakter yang ingin disuguhkan Komik Faktap, yang membedakan dengan komik digital lainnya? Dari mana saja mendapatkan idenya?

Jujur, tidak ada konsep atau karakter khusus untuk Komik Faktap. Saya melihatnya hanya sebagai medium untuk menumpahkan ide, candaan, atau uneg-uneg secara random.

Dibandingkan komik-komik lain yang pada umumnya membahas seputar kehidupan anak muda [sesuai usia kebanyakan para komikus digital], Komik Faktap lebih condong ke film dan hal-hal yang lagi ramai di medsos.

Idenya sebagian besar dari medsos juga, dan hal-hal yang saya temui sehari-hari.

Siapa saja segmen pembacanya?

Segmen pembacanya adalah orang dewasa yang aktif menggunakan medsos dalam kehidupan sehari-hari, terutama mereka yang suka film, pop and geek culture, serta up-to-date dengan hal kekinian.

Bagaimana potensi pasarnya jika komik digital ini dibisniskan?

Menurut saya, potensinya masih sebatas pemasukan tambahan berupaendorsement, buzzer untuk start-up companies, produsen jasa dan produk dan sebagainya.

Saat ini memang masih banyak pelaku bisnis yang memandang sebelah mata "value" dari komik digital, sebab imbalan yang diterima belum sebanding dengan waktu, kreativitas yang diupayakan oleh para komikus.

Namun, tidak tertutup kemungkinan bila ide-ide komik digital ini diadaptasikan ke medium lain; misalnya film atau animasi, baik untuk kebutuhan hiburan maupun promosi, nilai jual atau value-nya akan meningkat.

Jadi, jika disimpulkan, apakah keunggulan komik digital dibandingkan komik konvensional?

Seperti yang saya sebutkan sebelumnya: murah dan jangkauan yang luas (bahkan global).

Dan, apa tantangannya?

Tantangannya adalah bagaimana mengemas suatu ide menjadi karya yang beresonansi dengan pembaca.

Di sisi lain juga mencari cara penyampaian agar konten bertema sensitif tidak sampai membawa ke masalah hukum atau masyarakat.

Pada tingkatan yang lebih serius, membangunimagekomik digital yang kredibel sehingga bisa menarik minat para pelaku bisnis untuk berkolaborasi.

Editor : Fatkhul Maskur
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro