Bisnis.com, JAKARTA—Uni Eropa dan Nicholas Saputra meluncurkan film dokumenter perlindungan gajah yakni Save Our Forest Giants untuk menarik perhatian publik terhadap pentingnya gajah dan hutan Indonesia.
Duta Besar Uni Eropa Vincent Guérend mengungkapkan film dokumenter pendek ini tentang hutan dan gajah Indonesia serta menyoroti pentingnya perlindungan hutan dan gajah. Hal ini melambangkan komitmen Uni Eropa untuk keanekaragaman hayati, konservasi dan gerakan melawan perubahan iklim.
”Kami memiliki cerita menyentuh yang kami harap akan menginspirasi banyak orang. Saya percaya jika kita semua bekerja sama, kita dapat melindungi mamalia besar ini,” ucapnya dalam siaran pers, Senin (20/6/2016).
Tujuan film ini, lanjutnya, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong penelitian tentang virus herpes baru, EEHV. Virus ini dapat menyebabkan penyakit hemoragik berat pada gajah dan diduga menyebabkan tingkat kematian tinggi pada gajah muda Asia (1-8 tahun).
Kematian ini dapat terjadi dalam waktu 1-2 hari dari tanda-tanda awal, sehingga diagnosis dini serta pengobatan sangat penting bagi kelangsungan hidup gajah.
Studi dan penelitian berkelanjutan merupakan jalan keluar yang baik untuk mengelola, mencegah dan mengontrol penyebaran penyakit ini, demi menjamin keberlangsungan dan konservasi gajah. Kerjasama lebih lanjut dalam menyempurnakan perawatan yang efektif, serta pengembangan vaksin untuk mencegah EEHV sangat penting untuk masa depan.
“Oleh karena itu, jika Anda suka film ini, Anda dapat membantu dengan menyebarkannya ke teman-teman Anda,” pintanya.
Selama 20 tahun terakhir, Uni Eropa telah mendukung pemerintah Indonesia melindungi kawasan hutan di Aceh dan Sumatera Utara melalui sejumlah proyek yang bernilai total lebih dari 50 juta euro seperti Program Pembangunan Leuser tahun 1995-2004.
Program ini mendukung konservasi jangka panjang ekosistem dan berhasil membentuk sebuah badan manajemen independen, Yayasan Leuser Internasional.
Kegiatan yang berhasil bertahan karena teruji dengan berjalannya waktu dan berakhirnya pendanaan dari donor adalah Unit Patroli Gajah (UPG/ EPU) Aras Napal yang melatih gajah asal Sumatera Selatan untuk melindungi Ekosistem Leuser.
Pengadopsian Aras melambangkan komitmen Uni Eropa terhadap kesinambungan. Ibu Aras, gajah bernama Tanti, dibesarkan oleh Uni Eropa diproyek sebelumnya.
Pengadopsian Aras diharapkan dapat menarik perhatian masyarakat pada pentingnya perlindungan hutan dan upaya memerangi perubahan iklim.
Selanjutnya pada bulan Oktober 2015, Delegasi Uni Eropa mengadopsi bayi gajah bernama Eropa dari CRU Tangkahan. CRU mendukung konservasi dan ekowisata berbasis masyarakat di Kawasan Ekosistem Leuser.
Gajah-gajah dan para pawang dari lokasi ini adalah yang termasuk disorot dalam film dokumenter tersebut.