Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan memastikan belum ada kasus positif zika di Indonesia, meskipun World Health Organization (WHO) telah memasukkan persoalan tersebut ke dalam public health emergency of international concern (PHEIC).
Nila Moeloek, Menteri Kesehatan, mengatakan saat ini belum ditemukan kasus positif zika di Indonesia. Satu kasus virus zika di Jambi yang disebut dalam laporan Lembaga Eijkman, adalah hasil penelitian yang dilakukan ketika kejadian luar biasa demam berdarah dengue pada 2014.
“Penularan virus zika melalui nyamuk aedes aegypti. Itu adalah nyamuk yang sama dalam penularan demam berdarah dengue,” kata Menkes, Kamis (1/9/2016).
Nila menuturkan seluruh masyarakat harus lebih waspada, dan berhati-hati saat bepergian ke luar negeri. Apalagi, ibu hamil yang berisiko melahirkan anak dengan microchephaly jika terinfeksi virus zika.
Kementerian Kesehatan juga menampik anggapan yang menyebut laporan hasil penelitian Lembaga Eijkman adalah hasil resmi yang dikeluarkan pemerintah. Eijkman sendiri merupakan lembaga riset yang tidak memiliki kaitan dengan pemerintah.
Kementerian Kesehatan juga memiliki Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan yang selama ini melakukan penelitian terkait kesehatan masyarakat. Lembaga itu pun belum menemukan laporan adanya kasus positif zika untuk manusia.
Sebelumnya, kasus virus zika ditemukan di Singapura, dan membuat otoritas kesehatan Indonesia lebih waspada.
Tingginya mobilitas warga Singapura di Kepulauan Riau, membuat Dinas Kesehatan bersama pengelola kapal membagikan Kartu Kewaspadaan Kesehatan kepada seluruh penumpang dari Singapura menuju Batam.
Kartu tersebut berisi beberapa pertanyaan mengenai apakah penumpang sedang menderita penyakit tertentu dan negara mana saja yang telah dikunjunginya dalam dua pekan terakhir.
Petugas di pelabuhan juga akan memeriksa suhu tubuh penumpang, sebagai indikasi awal orang yang terkena virus zika.