Bisnis.com, JAKARTA – Komunitas Salihara kembali menyelenggarakan Salihara International Performing-arts Festival 2016 mulai 1 Oktober 2016 sampai 6 November 2016 yang menghadirkan penampilan teater dan musik dari dalam negeri dan luar negeri.
Melalui siaran pers yang diterima Bisnis.com, Sabtu (24/9/2016) Salihara International Performing-arts Festival atau disingkat SIPFest adalah rebranding Komunitas Salihara menyelenggarakan festival seni pertunjukkan.
SIPFest akan menghadirkan 14 penampilan yakni pentas tari, musik, dan teater karya seniman Indonesia, Jerman, Norwegia, Kanada, Austria, Inggris, Amerika Serikat, Australia, Jepang, dan Malaysia. Sebagain besar karya tersebut didapuk sebagai World Premiere dan Asia Premiere.
Beberapa di antaranya adalah She She Pop dengan ‘The Rite of Spring’ as Performed by She She Pop and Their Mothers, adikarya Igor Stravinsky menjadi gaung perhelatan ini. She She Pop akan berkolaborasi dengan para ibu dengan menyajikan teater yang sarat problem sosial, terutama mengenai identitas dan peran perempuan dalam keluarga dan masyarakat. Sebelumnya, versi baru The Rite of Spring telah dipentaskan di Swiss, Jepang, Prancis, Ceko, Austria, Italia, Meksiko, dan Kuba.
Beberapa penampilan music akan diisi oleh seniman seperti Total Perkusi, Al. Suwardi, Iwan Gunawan dan Kyai Fatahillah. Adapula Kelompok The Human Zoo Theatre Company asal Inggris yang akan mengusung The Girl Who Fell in Love with The Moon yang menjadi unggulan kategori Best Young Production dari Brighton Fringe Awards 2016. Sementara Arica Theatre Company asal Jepang akan menghadirkan pentas nirkata yang berkisah tentang makna pencarian hidup oleh dua manusia dalam Butterfly Dream.
Melalui Praeambulum, kelompok tari Ingun Bjornsgaard asal Norwegia mempersembahkan karya dengan para penarinya. Ingun Bjornsgaard adalah satu-satunya seniman yang dua kali menerima Hadiah Kritik Norwegia.
Selain itu, Speak Percussion asal Australia akan kembali bereksplorasi dengan dua repertoar berjudul Fluorophone dan Transducer. Nantinya, Fluorophone akan mengombinaskan instrument cahaya dengan elemen perkusi untuk membuat unsur music dan cahaya menjadi sebuah kesatuan. Sementara Transducer menjadikan mikrofon sebagai instrument yang mereproduksi dan memanipulasi suara elektronik serta akustik menjadi suara baru.