Bisnis.com, PEKANBARU - Festival Sagu Riau Menyapa Dunia menyajikan 350 jenis makanan yang terbuat dari sagu untuk memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI).
Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengatakan Riau memperkenalkan sagu kepada dunia sebagai makanan khas untuk menunjang pariwisata.
"Sagu dijadikan kuliner unggulan untuk menunjang potensi pariwisata. Sagu dinilai banyak peminat wisatawan lokal dan wisatawan asing," katanya, Senin (24/10/2016).
Selain itu, Riau juga akan meningkat produksi sagu untuk meningkatkan ekspor dan penyelematan gambut. Arsyadjuliandi Rachman mempromosikan sagu ke universitas ternama dari Jepang, Kyoto University dan National Institute of The Humanies (NIHU).
Pemerintah Provinsi Riau tengah mengupayakan komoditi sagu agar diekspor ke luar negeri untuk meningkatkan ekspor bahan pangan.
Darmansyah, Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau mengatakan, Riau adalah salah satu daerah sentra produksi sagu dengan total produksi mencapai 246.000 ton per tahun.
"Pemprov tengah mengupayakan ekspor sagu keluar negeri untuk meningkatkan perekonomian dan menunjang produksi pangan. Selain Papua, Riau juga merupakan salah satu daerah sentra sagu," katanya, Senin (14/3/2016).
Menurut Darmansyah, sagu hanya ada di Riau dan di Papua. Daerah sentra produksi sagu di Riau berada di bagian pesisir. Kabupaten yang merupakan sentra yaitu Kepulauan Meranti, Bengkalis dan Indragiri Hilir. Permintaan sagu di dunia dinilai akan tinggi dan berpotensi dijual di wilayah Eropa dan Asia Timur.
Pemerintah akan bekerja sama dengan pihak Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) untuk memasarkan makanan yang mengandung karbohidrat itu.Perkebunan sagu yang menjadi komoditas andalan di Kabupaten Kepulauan Meranti dari hasil penelitian merupakan varietas terbaik dengan produksi sekitar 276 ribu ton per tahun.
Selain untuk memenuhi kebutuhan sagu dalam negeri secara nasional, sagu dari Kepulauan Meranti juga baru telah tembus pasar di negara Asia Timur dan Asia Barat.
Bupati Kepulauan Meranti Irwan Nasir sebelumnya mengatakan, pihaknya masih memerlukan perhatian serius dari pemangku kepentingan terutama dalam pembiayaan dan berbagai hasil olahan sagu.
"Kami berharap pemerintah baik di provinsi dan pusat, agar dapat lebih perhatikan potensi sagu di Meranti ini," ungkapnya.