WhatsApp/Androidpit
Fashion

Psikolog UI: Jangan Mudah Menyebar Info Hoax

Miftahul Khoer
Selasa, 8 November 2016 - 19:31
Bagikan

Bisnis.com, DEPOK- Anisyah Al Faqir, gadis Garut yang bekerja di Jakarta pernah dibuat kesal oleh rekannya HS. Gara-garanya, HS kerap menyebar informasi hoax ke grup WhatsApp perkumpulan alumni organisasinya dulu.

Kekesalan info hoax yang disebar berantai oleh HS adalah ketika Jumat (4/11) lalu saat Jakarta sedang panasnya oleh aksi demo ratusan ribu orang mendesak Gubernur Ahok agar diproses hukum.

Dalam grup WhatsApp tersebut, HS beberapa kali memberikan informasi yang tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya. "Pokoknya beberapa kali dia (HS) sebar berita hoax soal demo itu," katanya kepada Bisnis.com, Selasa (8/11).

Beberapa anggota grup WhatsApp tersebut tampaknya juga dibuat kesal oleh HS. Saking kesalnya, anggota lain sepakat untuk mengeluarkan HS dari grup tersebut.

Pengalaman yang dialami Anisyah bisa saja terjadi pada orang lain. MK misalnya, dia juga pernah kesal dengan salah satu anggota grup WhatsApp berinisial BG yang juga sering mengirim info hoax.

Pada Oktober lalu, BG mengirim informasi ke grup tentang imbauan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang melarang mengkonsumi sejumlah merek minuman energi. Padahal, pada 2011 lalu, informasi tersebut sudah dibantah oleh IDI bahwa pesan tersebut tidak benar.

Bukan itu saja, pada pekan lalu BG kembali menyebar informasi tentang imbauan untuk mematikan ponsel karena akan terjadi radiasi tinggi akibat sinar kosmik melewati Bumi.

MK pun mecoba memberi tahu bahwa info tersebut tidak benar dan telah banyak disebar sejak maret 2016 lalu. "Tapi saya dapat dikirimnya baru saja," kata BG berkilah.

Sejak era media sosial dan aplikasi pesan lintas platform menjangkiti masyarakat Indonesia, berbagi pesan dan informasi semakin memudahkan pengguna perangkat terutama ponsel pintar.

Namun, tidak ada jaminan canggihnya teknologi dengan daya kontrol pengguna teknologi dalam menyaring informasi yang diterima.

Dekan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Tjut Rifameutia Umar Ali mengingatkan agar masyarakat tidak mudah bereaksi dengan banyaknya informasi yang disebar berantai terutama dalam aplikasi pesan lintas platform yang banyak gunakan.

"Sekarang itu hampir setiap orang punya WhatsApp dan punya grup. Nah, di grup inilah sering kiat temukan informasi hoax yang jarang dicerna tetapi langsung dibagikan lagi," ujarnya, ketika ditemui di Margo City Depok, Selasa (8/11/2016).

Dia mengimbau siapapun untuk membaca dengan seksama, hingga mengkroscek ulang kebenaran akan setiap informasi yang disebarkan melalui pesan.

Menurutnya, tidak semua masyarakat Indonesia sudah siap dengan konsekuensi terhadap dampak informasi bohong yang dicerna.

Apalagi, kata dia, era pemilihan kepala daerah saat ini sedang panas-panasnya antar pendukung yang dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi penerima informasi.

"Jadi balik lagi ke masing-masing agar bertanggung jawab sebelum atau sesudah menyebar informasi. Pastikan info yang akan disebar itu berdampak baik atau buruk. Jangan sampai gara-gara infop hoax, NKRI jadi terbelah," paparnya.

Penulis : Miftahul Khoer
Editor : Rustam Agus
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro