Ilustrasi/Quartsoft
Fashion

Tips Berbelanja Online Aman Jelang Harbolnas

Sholahuddin Al Ayyubi
Senin, 28 November 2016 - 06:19
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA-Menjelang momentum Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) yang diselengggarakan setiap 12 Desember, konsumen pengguna platform e-commerce perlu melakukan transaksi online dengan cara yang aman dan nyaman agar tenang dalam melakukan transaksi secara online.

Menurut data dari Lembaga kajian ekonomi Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, disebutkan nilai perdagangan elektronik atau yang lebih akrab dengan sebutan e-commerce tersebut pada 2016 ini diprediksi mencapai US$24,6 miliar atau setara dengan Rp319,8 Triliun.

Meskipun situs belanja daring (online) tersebut telah melakukan upaya terbaik mereka untuk melindungi data konsumen, namun penjahat siber tidak pernah berhenti dan terus berusaha untuk mencuri data pelanggan e-commerce untuk kepentingan tertentu.

Beberapa hal yang biasanya dilakukan oleh penjahat siber tersebut untuk menjebak pelangggan e-commerce di antaranya adalah menawarkan barang kepada konsumen melalui situs Internet yang mencurigakan. Biasanya, penjahat siber selalu mengatur agar jebakannya atau situs belanja tadi terlihat seperti aslinya dan sangat sulit untuk dikenali sebagai jebakan. Selain itu, penjahat siber belakangan juga diketahui seringkali mengirim berbagai tawaran spesial melalui surat elektronik (email).

Tawaran spesial tersebut juga terkadang merupakan salah satu siasat pengelabuan (phishing) yang dilakukan penjahat siber agar pembeli mengunjungi situs belanja online palsu yang ingin mencuri informasi dan bahkan uang pengunjung website palsu tadi, karena itu pengunjung harus lebih cermat sebelum mengunjungi webisite tertentu. Selain itu, konsumen juga dapat menggunakan kartu kredit untuk melakukan transaksi secara online, pasalnya kartu kredit tidak hanya dapat melacak setiap pembelian yang dilakukan oleh konsumen, tetapi juga dapat menghubungi perusahaan penerbit kartu kredit tersebut apabila ada tagihan yang dinilai mencurigakan.

Sebagian besar perusahaan kartu kredit biasanya akan menghubungi penjual suatu produk di situs belanja online tadi agar dapat membalikkan biaya yang dikeluarkan tadi. Kemudian, konsumen juga perlu mengaktifkan fitur otentikasi dua faktor pada setiap kesempatan. Pasalnya, otentikasi dua faktor tersebut mengharuskan pengguna untuk memasukan nama pengguna (username) dan kata sandi (password) untuk mengakses akun pelanggan. Selanjutnya, kode akan dikirim ke telepon genggam atau email milik pengguna atau dibuat pada perangkat genggam tersebut melalui sebuah aplikasi, seperti Authenticator dari Google.

Fitur otentikasi dua faktor tersebut juga sekaligus memperingatkan pengguna apabila ada orang lain yang ingin mengakses akun mereka, namun gagal karena gagal memasukan kode yang benar. Selain itu, pengguna juga dapat mencari dan memastikan HTTPS bewarna hijau. HTTPS merupakan sebuah protokol yang mengenkripsi data konsumen ketika dikirim melalui internet. Bila halaman pembayaran (checkout page) yang dikunjungi tidak memiliki HTTPS berwarna hijau, maka jangan memasukan data pribadi dan finansial karena khawatir akan dibobol oleh penjahat siber. Kemudian pengguna juga harus memperbarui perangkat lunaknya.

Pastikan bahwa semua perangkat lunak dan perangkat keras pelanggan sudah diperbarui atau up-to-date. Penjahat siber seringkali mengeksploitasi setiap kelemahan yang ada atau biasannya disebut bug, yang bisa ditemukan pada perangkat lunak yang kadaluwarsa (outdated).

Penjahat siber biasanya akan menginfeksi perangkat pelanggan melalui perangkat lunak tersebut untuk mencuri data pribadi ketika melakuan pembelian online. Pengguna situs belanja online juga harus mengetik sendiri URL yang ingin dikunjungi dan tidak mengambil jalan pintas dengan melakukan klik. Banyak email jebakan menyertakan tautan yang tampak asli dan sulit dikenali sebagai jebakan. Selalu lebih aman untuk mengetik URL sendiri. Hindari mengeklik tautan atau lampiran yang ada pada email promosi.

Kemudian pasang antivirus pada semua perangkat. Perangkat lunak keamanan device dapat mendeteksi dan menghadang serangan jebakan (phising) dan serangan dari situs internet jahat pada PC dan perangkat bergerak (mobile). Setia pada situs yang pelanggan percayai dan dikenal secara umum.

Penjahat siber juga memiliki beragam cara untuk memancing pembeli untuk membeli melalui situs internet jebakan. Beberapa situs berusaha meyakinkan pembeli untuk tidak membeli melalui Amazon, misalnya, karena situs belanja online tersebut sudah tidak bisa dipercaya dan kerap menipu tanpa mau bertanggung jawab. Penjahat siber biasanya memikat pembeli dengan menawarkan produk yang sangat murah dan ulasan-ulasan positif yang palsu.

Bila ada situs belanja online yang terlalu bagus untuk bisa dipercaya, berpikirlah dua kali sebelum membeli melalui mereka. Berbelanja secara online menawarkan kemudahan karena pelanggan bisa membeli di rumah dan menghindari kerumunan orang yang berbelanja. Meskipun demikian, tetap harus hati-hati. Sayangnya, internet tidak selalu aman dan penting untuk selalu mengingat ini.

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro