Adrian Tirjadjaja, GM Lexus Indonesia (kiri) dan Henri, pemandu wisata asal Belanda /Bisnis-Lahyanto Nadie
Fashion

Inilah missi Lexus ke Hawaii, Menikmati Sensasi Berkelas

Lahyanto Nadie
Senin, 13 Februari 2017 - 07:40
Bagikan

Bisnis.com, HONOLULU - Mengapa Hawaii dipilih menjadi tempat Lexus LC Global Lifestyle Press Launch (GLPL) 2017? Kisah berikut semoga bisa menjadi jawabnya.

Dalam perjananan ke Hawai, kami transit di Narita, Tokyo, Selasa (7/2/2017). Adrian Tirtadjaja, General Manager Lexus Indonesia, kembali berkisah tentang perjalanan hidupnya sambil makan tempura di salah satu restoran.

Memang sebagai profesional, ia mulus berkarir. Namun sebagai kepala keluarga, ada keputusan yang paling berat dalam hidupnya. "Ketika istri saya terkena kanker payudara stadium empat," katanya dengan nada yang menurun.

Inilah missi Lexus ke Hawaii, Menikmati Sensasi Berkelas

Masa-masa sulit itu, dalam dilaluinya dengan baik. Ayah dua anak ini tetap tegar.

Sedang asyik berbagi kisah tentang keluarga, kehidupan sosial dan perkembangan politik Tanah Air,  tak terasa sepuluh menit lagi kami akan boarding.

Antre di jalur kelas bisnis, lancar belaka. Pesawat Japan Airlines dengan nomor penerbangan JL 8782 siap take off. Duduk di Sakura Lounge kelas bisnis dengan kursi nomor 04D, saya dilayani secara personal oleh Miyako.

Agar lebih nyaman di kelas yang mewah ini, saya atur posisi kursi nyaris landai hingga bisa menonton layar monitor sambil tiduran. Saya memutar film Snowden garapan Oliver Stone dengan pemeran utama Joseph Gordon-Levitt, untuk menemani perjalanan.

Kali ini sengaja saya tak menulis, hanya membaca novel. Selang 2 jam kemudian, Mayuko, sang pramugari itu menyapa ramah dan menawarkan makan malam. Ia menyodorkan dua menu, Jepang dan Eropa. Saya pilih Eropa berupa beef  fillet  steak dengan mushroom carbonara diawali dengan sup cold turnip potage dan dessert no-bake cheesecake.

Seusai dinner, tak terasa waktu tempuh sudah mencapai 4  jam, tinggal 3 jam lagi. Saya sempat tertidur dan ketika terjaga, kembali baca novel dan melanjutkan film thriller biografi politik AS yang pertama dirilis September  tahun lalu itu.

Ah, rasanya lebih asyik nonton film sambil menikmati coklat hangat ditemani cake manis. Mayuko bergegas datang sambil membawa pesanan dengan beberapa kali membungkuk untuk memberi hormat ala Jepang kepada orang yang dilayaninya.

Snowden tamat, saya putar film Jack Reacher: Never Go Back karya Edward Zwick dengan bintang Tom Cruise dan Cobie Smulders.

Benar kata pribahasa Betawi lama, "malam pengantin baru cepat berlalu". Lantaran senang, penerbangan 7 jam lebih tak terasa. Boeing 767 mendarat mulus di Bandara Udara Honolulu. Aloha!

Undangan sakti  di Imigrasi

Waktu menunjukkan pukul 06.30 masih tanggal yang sama dengan Jakarta (7/2/2017). Pemeriksaan imigrasi yang dikhawatirkan horor mengingat Presiden Donald Trump, yang antara lain melarang masuknya warga tujuh negara berpenduduk mayoritas umat Islam ke  AS, berdampak juga bagi orang Indonesia.

Beberapa kali ke AS setelah tragedi 11 September 2001, memang saya sering ‘nyangkut’ di imigrasi untuk beberapa puluh menit sebagai bentuk ‘interogerasi’ dengan pertanyaan yang tidak penting. Padahal tahun-tahun sebelumnya sejak pertama kali menginjak negeri Paman Samb pada April 1992, beres terus.

Nah kekhawatiran itu kembali menggelayut. Nyatanya kami aman-aman saja, lancar belaka.

Petugas Imigrasi tak bertanya sepatah kata pun ketika saya sodorkan undangan dari Lexus International. Wah, undangan dari Lexus ternyata sakti. Itu memang resep dari Adrian. “Kalau ditanya macam-macam, tunjukkan saja  undangannya.” Alhamdulillah.

Pemandu wisata Henri van Beelen, 63, menyambut kami dengan ramah ala Hawaiian, mengalungkan manik-manik besar. Pria asal Belanda yang telah 24 tahun bermukim di AS mengajak kami menuju destinasi tujuan wisata yang pertama.

Wisata ke World War II Valvor in The Pacific dengan naik kapal ke museum yang mencantumkan seribu lebih nama pahlawan yang gugur, gembira bercampur haru. Senang dengan pilihan Henri yang mengingatkan akan sejarah, haru lantaran banyak wisatawan Jepang menundukkan kepala sambil berdoa.

Adrian bilang Amerika memang jago mengemas paket pariwisata yang merupakan pendidikan sejarah bagi banyak orang. Setelah puas memotret dan ngobrol dengan wisatawan lain, perut menagih janji.

Adrian menjamu kami untuk makan siang di Neiman Marcus Restaurant dengan menu laksa seafood curry yang terdiri dari clams, black tiger shrimp dan ikan segar. Hmmmm… yummy...

Makan siang makin nikmat dengan cerita yang inspiratif. Adrian ingin jadi orang yang bermanfaat banyak bagi orang lain. "Jika kita berbuat baik untuk orang lain, maka seluruh alam semesta akan berkonspirasi membantu," katanya tulus. 

Itulah salah satu nilai-nilai budaya perusahaan yang dibangun, diimplementasikan dan dikembangkan di Lexus Indonesia. Jujur ia mengakui bahwa budaya bukan ia yang buat, akan tetapi memotret kegiatan perusahaan selama beberapa tahun. Maka lahirlah budaya perusahaan yang dirasakan karyawan sebagai buttom up, padahal sebenarnya top down.

Sebelum menu penutup makan siang dalam suasana sejuk lantaran pandangan jauh ke arah laut kami diskusi lagi soal manajemen. Manajemen ala Adrian di Lexus. Kali soal pengambilan keputusan. “Lebih penting eksekusi ketimbang planning. Kalau eksekutornya bagus meskipun planning kurang  dikit nggak masalah. Sebaliknya kalau perencanaan bagus, tapi eksekutornya " dodol" ya... bisa gawat.”

Namun bukan berarti pria yang suka mengajar di almamaternya LPM Prasetya Mulya itu antiteori. Duhulu, kataya, waktu masih di posisi staf memang sesuai teori POAC yaitu planning, organizing, actuating dan controlling.  Namun sekarang punya teori sendiri. Teori itulah yang diterapkan sehigga perusahaan berkembang dengan efisien. Bayangkan, hanya dengan 100 karyawan, omsetnya mencapai Rp1,5 triliun per tahun.

Saya tak sabar untuk bertanya lebih dalam tentang rahasia sukses mengelola Lexus Indonesia, namun kami harus segera check ini. Adrian memilih hotel Halekulani di tepi pantai Waikiki, house befitting heaven. Perjalanan lebih dari 15 jam dari Jakarta hingga Hawaii, seolah hilang setelah beristirahat di hotel yang berkarakter ini. Mewah dan klasik.

Makan malam di  Roy’s Restaurant yang jaraknya hanya sepelemparan batu dari tempat kami menginap juga punya sensasi tersendiri.

Inilah missi Lexus ke Hawaii, menikmati sensasi berkelas. Perjalanan kami baru sampai ke Honolulu. Besok acara inti di Kano, tak sabar rasanya untuk merasakan sensasi test drive The New Lexus LC 500!

Penulis : Lahyanto Nadie
Editor : Lahyanto Nadie
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro