Bisnis.com, JAKARTA—Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) terkait Survei Angkatan Kerja Nasional Bulan pada Agustus 2015 yang diolah Pusdatinaker, jumlah pekerja perempuan mendominasi 37,16% dari total populasi masyarakat Indonesia.
Namun, produktivitas kerja mereka seringkali menurun karena menderita anemia. Perempuan dengan anemia atau defisiensi zat besi lekas merasa lelah, konsentrasi turun karena kekurangan oksigen pada jaringan tubuh termasuk otak, sehingga mengurangi kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari.
Direktur Bina Produktivitas Kemenakertrans Muhammad Zuhri menjelaskan produktivitas adalah kemampuan karyawan dalam berproduksi dibandingkan dengan input yang digunakan. Seorang karyawan dikatakan produktif bila mampu menghasilkan sesuai ekspektasi dalam waktu singkat.
Baca Juga Transportasi Massal Butuh Perpres |
---|
Dia mengatakan salah satu faktor yang memengaruhi produktivitas adalah kesehatan pekerja, yang jika mengalami penurunan, maka produktivitas bekerja pun menurun.
“Oleh karena itu, penting bagi setiap pekerja untuk dapat memperhatikan kesehatan pribadinya dengan kecukupan nutrisi dan pola hidup sehat,” ujarnya di sela-sela diskusi Solusi Total untuk Indonesia yang Lebih Produktif dan Bebas Anemia, Rabu (29/3/2017).
Sementara itu, Ketua PDGMI Endang L. Achadi memaparkan anemia dapat memberikan dampak penurunan produktivitas kerja perempuan Indonesia sebanyak 20% atau sekitar 6,5 jam per pekan.
Baca Juga Aksi 313 Diminta Tak Sentuh Isu Pilkada |
---|
“Penurunan produktivitas yang disebabkan oleh anemia dapat dicegah dengan menjalankan pola hidup sehat bergizi seimbang, termasuk makanan yang mengandung zat besi, protein dan vitamin,” tuturnya.
Sayangnya, lanjut Endang, pola makan sebagian besar masyarakat Indonesia cenderung rendah zat besi dan prevalensi anemia/defisiensi besi di Indonesia cukup tinggi. Solusinya, dapat diantisipasi dengan mengonsumsi suplemen zat besi dan berolahraga teratur.
Pemerintah sebenarnya telah lama memberikan perhatian terhadap tingginya penderita anemia di Indonesia. Salah satunya melalui pemberian tablet tambah darah untuk ibu hamil yang datang ke petugas dan fasilitas kesehatan.
Baca Juga Saat Hening Menyelimuti Bali |
---|
Program pemerintah untuk pencegahan anemia diperluas ke kelompok masyarakat lainnya, khususnya perempuan usia subur dan remaja putri.
“Terkait dengan pola hidup sehat, bagi para pekerja aktif, kesibukan dan rutinitas sehari–hari membuat setiap orang melupakan untuk menjalankan pola hidup sehat. Oleh karena itu perlu adanya dukungan dari semua pihak, tidak hanya pemerintah, tetapi juga pihak swasta, dan masyarakat untuk mencegah dan mengatasi anemia guna tercapainya produktivitas yang optimal,” tegas Endang.
Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI) dan Merck melanjutkan kampanye Indonesia Bebas Anemia guna meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia untuk terbebas dari anemia sehingga produktivitas lebih optimal.
Kampanye yang didukung oleh Kementerian Ketenagakerjaan dan Transmigrasi itu menitikberatkan pada sosialisasi pentingnya kesehatan bagi produktivitas pekerja, khususnya pekerja perempuan.
Senam Anemiaction
Pada kesempatan yang sama, Merck juga meluncurkan Senam Anemiaction yaitu senam pencegahan gejala anemia sebagai bagian dari total solusi Indonesia bebas anemia, serta melanjutkan kerjasama dengan Indonesia Mengajar untuk edukasi anemia.
Spesialis Kedokteran Olahraga Michael Triangto mengatakan senam tersebut merupakan salah satu olahraga yang terdiri atas beberapa gerakan sederhana yang fokus pada beberapa bagian tubuh, yaitu peregangan bawah, tengah, dan atas.
“Gabungan gerakan pada Senam Anemiaction berfokus untuk meningkatkan mitokondria yang merupakan generator dari sel pada tubuh manusia, sehingga siapa pun yang melakukan senam tersebut mengurangi gejala-gejala anemia dan dapat menjadi lebih segar serta produktif saat beraktivitas,” ujarnya.