Bisnis.com, JAKARTA -- Pantun dan peribahasa seringkali ditemui dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah. Namun, apa jadinya jika Anda kembali mengenal kekayaan Bahasa Indonesia ini melalui sebuah komik?
Ya, pantun dan peribahasa menjadi salah satu yang dikenalkan dalam komik berjudul Peri Bahasa. Seperti dalam keterangan resmi yang diterima pada Jumat (9/6/2017), komik karya Fachreza Octavio dan LSS ini menggambarkan sebuah dunia dimana peribahasa berperan sangat penting.
Menguasai bahasa sama dengan menguasai dunia. Dalam komik ini, Polisi Bahasa bertugas mengontrol penggunaan bahasa agar sesuai dengan kaidah yang berlaku.
Baca Juga Julia Perez Meninggal Dunia |
---|
Di sisi lain, ada sekelompok orang yang menginginkan kebebasan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan diri yang disebut Peri Basa. Maka, terjadilah pertentangan diantara keduanya. Dalam setiap pertempuran, penggunaan pantun dan peribahasa dijadikan sebagai sebuah senjata.
Dalam komik ini, setiap serangan disebut karya. Artinya, di dunia komik Peri Bahasa, adu karya sama halanya denga saling adu jurus atau serangan.
Komik Peri Bahasa yang terbit sejak Januari tahun ini dan hingga kini telah mencapai 6 bab itu, menyajikan sejumlah peribahasa seperti Diikat Tali Sehasta.
Peribahasa lain yang tertuang dalam komik diantaranya Jahit Sudah, Kelindan Putus; Kaca dihempas Batu; Kurang-Kurang Bubur, Lebih-Lebih Sudu; Seperti Sirih Pulang ke Gagang; Delapan Tapak Bayang; dan Karam di Darat.