Bisnis.com, Jakarta -- Usai sukses dengan dua seri pameran Histori Masa Depan (2015) dan Bingkai Revolusi (2016), Galeri Foto Jurnalistik Antara bekerjasama dengan Arsip Nasional Republik Indonesia, Museum Bronbeek, Divisi Sejarah Rijksmuseum Amsterdam, Natioonal Archief Den Hag dan Netherland Fotomuseum kembali memamerkan koleksi foto perjuangan pasca kemerdekaan periode 1945-1950 yang jarang dipublikasikan.
Bertempat di ruang pamer GFJA, pameran bertajuk Tapestri Kemerdekaan ini berlangsung pada 23 Agustus hingga 23 September mendatang. Total ada 60 foto dan 207 foto buku yang dirangkai sedemikian rupa sebagai upaya merekonstruksi sejarah perjalanan bangsa lewat bahasa visual.
Direktur Utama Kantor Berita Antara Meidyatama Suryodiningrat mengatakan, bagi pihaknya kemerdekaan menopang dua arti hakiki untuk dunia jurnalistik yaitu karya dan kejujuran. Dalam menyongsong 10 windu Kantor Berita Antara pada 13 Desember mendatang, pihaknya berbangga karena dapat menggelar pameran ini.
"Pameran inu merupakan penguatan terhadap sejarah visual Indonesia khususnya periode revolusi 1945-1950," katanya dalam keterangam tertulis, Rabu (23/8/2017).
Menurut kurator GFJA Oscar Motuloh, Tapestri bermakna rajutan tekstil aneka motif buatan tangan. "Maka biarlah dia menghiasi dinding kebersamaan kita sebagai cara merawat mas depan nilai-nilai kemerdekaan dalam keberagaman."
Dibuka pada Rabu (23/8/2017), pameran ini terbuka untuk umum (gratis).