Bisnis.com, JAKARTA – Perupa Indonesia dan Eropa memamerkan karya periode 1835 hingga sekarang dalam festival seni di Belgia yang berlangsung hingga 21 januari 2018. Hal ini menjadi bagian dari ajang diplomasi.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari laman resmi Kementerian Luar Negeri, sebanyak 21 perupa Indonesia dan perupa Eropa menampilkan karya dalam pameran bertajuk ‘Power and Other Things’, Festival Seni Internasional Europalia di Galeri Seni Bozar, Brussels, Belgia.
Adapun beberapa hal yang diangkat dalam pameran tersebut yakni terkait masa kolonialisme Belanda dan Jepang, kedudukan perempuan, dan imigrasi. Para seniman menginginkan agar ada pemahaman mengenai Indonesia dari sisi kontemporer.
Nadjamuddin Ramly, Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan bahwa pameran ini penting untuk menampilkan karya-karya para perupa Tanah Air. Secara teknik, perupa juga sudah tergolong mumpuni.
“Artinya, para penikmat seni yang datang ke pameran ini akan disuguhkan betapa majunya perkembangan seni rupa Indonesia, sehingga pameran ini dapat menjadi ajang diplomasi budaya melalui karya-karya yang ditampilkan,” ujarnya, seperti dikutip pada Kamis (19/10/2017).
Pemerintah, sambungnya, berupaya maksimal untuk memfasilitasi para perupa dan pekerja seni Indonesia untuk tampil di panggung internasional. Hal ini pun diharapkan memberikan situasi saling pengertian antara negara penyelanggara, seniman, kurator, galeri seni, dan pihak lain.
Ke depan, seniman Indonesia bisa mendapatkan kesempatan lebih banyak lagi dalam ajang yang bergengsi di tingkat dunia. Selain itu, pemerintah juga akan lebih siap untuk memfasilitasi seniman-seniman terbaik dari seluruh penjuru negeri.