Bisnis.com, JAKARTA - Film Hujan Bulan Juni yang diproduksi oleh PT. Kharisma Starvision Plus akan ditayangkan di bioskop seluruh Indonesia mulai 2 November mendatang. Film ini menghabiskan biaya produksi yang cukup tinggi, melampaui beberapa film lain yang diproduksi oleh Starvision.
Chand Parwez Servia selaku produser film tersebut mengatakan, produksi menghabiskan biaya tinggi lantaran harus mengambil gambar di beberapa lokasi berbeda. Film ini mengambil lokasi film di Sapporo (Jepang), Manado, Solo, dan Bogor.
"Film ini jauh di atas rata-rata [biaya produksinya] Kalau Anda tahu Cek Toko Sebelah, film ini kurang lebih, ya lebih besar dari film itu. Karena kita kan ada syuting juga di Jepang," katanya.
Baca Juga FFI 2017 : Begini Komentar Para Juri |
---|
Proses pembuatan film ini sendiri diakui Parwez menghabiskan waktu yang cukup lama, setidaknya dari awal pembuatan sampai tahap pos-produksi saat ini telah menghabiskan waktu sekitar 11 bulan.
"Dari awal sampai akhir hampir satu tahun lah. Dari akhir tahun lalu, dan kita harus mengejar sakura kan di Jepang, di Sapporo. Dan itu paling akhir sakura itu sekitar di bulan Mei, akhirnya kita baru bisa berangkat ke sana setelah syuting di Indonesia pada Mei," jelasnya.
Parwez menerangkan dengan waktu 11 bulan yang cukup panjang itu dia berusaha membuat sebuah film dengan kualitas terbaik. Mereka sempat berpikir untuk bisa berkompetisi di FFI 2017, akan tetapi, proses pos-produksi yang ternyata cukup panjang, akhirnya membuat mereka memilih untuk lebih berfokus dalam meningkatkan kualitas film.
"Sempat berpikir seperti itu, tapi akhirnya kita pikir untuk memaksimalkan film ini saja dulu. Kemudian banyak memasukkan puisi, dan teks-teks ke dalam filmnya, itu pengembangan kita selama hampir satu tahun."