Entertainment

Angelina Jolie Minta NATO Ikut Tuntaskan Kekerasan Seksual dalam Peperangan

Ilman A. Sudarwan
Jumat, 2 Februari 2018 - 09:29
Bagikan

Bisnis.com, BRUSSELS - Aktris Angelina Jolie yang ditunjuk Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai perwakilan khusus untuk pengungsi meminta Nato untuk membantu menghentikan kekerasan seksual sebagai senjata dalam peperangan. Jolie melakukan hal tersebut untuk  memperkuat hak-hak perempuan di dunia internasional.

Dikutip dari Reuters, Jolie yang baru-baru ini mendatangi camp pengungsi Suriah di Yordania, menghadiri pertemuan dengan North Atlantic Council di Brussels. Setelah itu, dia melanjutkan lawatannya dengan menemui angkatan militer NATO.

"Kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak, khususnya kekerasan seksual, adalah hal yang terus bertambah dalam situasi konflik," ujar Jolie dalam konferensi pers di kantor pusat NATO,  di hadapan Sekretaris Jenderal Jens Stoltenberg.

"Pemerkosaan digunakan sebagai senjata untuk mencapai tujuan militer atau politik tertentu. Hal ini berdampak kepada pria dan anak laki-laki, sebagaimana berdampak pula kepada perempuan dan anak perempuan," ujar Jolie.

NATO yang terdiri dari 29 negara anggota, memilik berbagai misi yang dijalankan dari Kosovo sampai Afghanistan. Pihak NATO telah menyatakan setuju untuk membantu melaporkan kekerasan seksual di dalam peperangan untuk mengadili para pelaku dan berusaha mengubah paradigma yang selama ini mengatakan bahwa pemerkosaan adalah hal yang tak terhindarkan pada sebuah konflik.

Ibu enam anak yang tahun lalu merilis film "First They Killed My Father" tentang rezim Khmer Rouge di Kamboja pada 1970-an ini mengatakan dia telah bertemua dengan para korban pelecehan seksual dalam konflik dan mengaku saat ini tenag mencoba untuk menyuarakan suara mereka yang selama ini terbungkam.

Dalam pertemuan tersebut Jolie mengungkapkan kekecewaannya atas minimnya jumlah pendamping yang tersedia untuk membantu para korban. Dia berharap NATO mampu membantu dengan meningkatkan standar pelatihan program mereka untuk juga dibekali pelatihan untuk membantu para korban. Selain itu, dia juga berharap NATO bisa memberi lebih banyak ruang bagi perempuan di dunia militer.

Tak hanya bicara soal Suriah dan Kamboja, Jolie juga mengungkapkan keprihatinannya atas kondisi yang terjadi di Rohingnya di Myanmar.

"Saya sangat prihatin dengan Rohingya, saya sangat marah. Saya sedih sekali ketika mendengar kisah bayi perempuan berusia 10 tahun diperkosa di sana," jelasnya.

"Sudah seharusnya kita melihat segala kemungkinan terkecil yang bisa kita lakukan untuk membantu menyelesaikan masalah ini," tambahnya.

Sampai akhir 2016, terhitung setidaknya 65 juta orang dipaksa meninggalkan tempat tinggal mereka karena koflik. Jolie  mengatakan skala krisis pengungsi di seluruh dunia saat ini luar biasa besar.

Sumber : Reuters
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro