Ilustrasi kanker/Istimewa
Health

Perlu Banyak Aksi Nyata, Tekan Angka Risiko Kanker

Asteria Desi Kartika Sari
Minggu, 4 Februari 2018 - 21:27
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Target dunia adalah untuk mengurangi kematian premature akibat kanker dan penyakit tak menular hingga 25% pada tahun 2025.

Namun, untuk mendapatkan komitmen di seluruh dunia, masih ada ketidak setaraan saat ini dalam hal eksposur terhadap faktor risiko, akses terhadap skrining, deteksi dini, serta pengobatan dan perawatan yang sesuai secara tepat waktu and care, juga harus menjadi perhatian.

Sanchia Aranda, Presiden UICC dan CEO Dewan Kanker Australia mengatakan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2011 menargetkan untuk mengurangi penyakit tak menular sebesar 25% dalam 14 tahun baru mencapai separuh jalan.

"Kita dapat mencapai target tersebut, namun masih banyak aksi nyata yang harus diambil. Ketidaksetaraan dalam akses terhadap pencegahan, diagnosa, pengobatan dan perawatan yang membuat pengurangan kematian prematur akibat kanker menjadi sulit. Jika kita berkomitmen untuk mencapai tujuan ini, kita semua harus bertindak cepat dan tegas untuk membuat akses terhadap layanan kanker yang berkeadilan di seluruh penjuru dunia”," jelasnya melalui keterangan tertulis, Minggu(4/2/2018)

Dokter spesialis Penyakit Dalam Aru Wisaksono Sudoyo, Ketua Yayasan Kanker Indonesia mengatakan, pengobatan yang optimal dan ketersediaan fasilitas terapi –khususnya untuk penyakit kanker, adalah hak setiap warga negara.

"Angka kejadian kanker di Indonesia hanya dapat diturunkan melalui kepedulian serta kesadaran masyarakat akan kebiasaan hidup yang sehat dan melakukan deteksi dini,” jelasnya

Menurut Yayasan Kanker Indonesia, penyakit kanker merupakan permasalahan di Indonesia dengan prevalensi yang cukup tinggi, yaitu 1,4 per 1.000 penduduk atau sekitar 347.000 orang.

Salah satu tindakan pencegahan kanker adalah dengan melakukan aktivitas fisik secara teratur, termasuk olahraga lari.

Saat ini, diperkirakan terdapat 8,8 juta kematian akibat kanker setiap tahuannya.

Namun, 70% dari insiden tersebut terjadi pada negara-negara dengan pendapatan rendah sampai menengah, dimana peralatan perawatan kanker masih merupakan beban.

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro