Bisnis.com, JAKARTA – Berkembangnya teknologi informasi memengaruhi cara berkarya para seniman, terutama mereka yang masih muda atau masih berstatus mahasiswa. Para calon perupa masa depan itu, rupanya lebih senang menampilkan karya melalui media sosial Instagram ketimbang membuat pameran.
Ilustrator dan komikus yang menjadi dosen di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) Beng Rahadian mengamati banyak mahasiswanya yang lebih giat berkarya melalui media sosial. Sering kali, karya yang dipamerkan di akun Instagram mereka lebih berkualitas dibandingkan dengan tugas yang dikumpulkan.
Beng mengatakan, gejala ini muncul karena ‘berpameran’ lewat media sosial dianggap lebih mudah dan praktis. Mereka tidak perlu repot-repot menyiapkan karya dengan sempurna, karena akhirnya hanya akan difoto dan diunggah ke media maya.
Meskipun demikian, dia mengakui bahwa kehadiran media sosial cukup membantu para mahasiswa untuk memperkenalkan karya mereka ke publik. Namun, pada akhirnya berpameran tetaplah lebih penting dan bermanfaat. Alasannya karena para mahasiswa akan berinteraksi langsung dengan para pencinta seni.
Atas dasar itulah Beng mengajak berapa mahasiswanya untuk mengadakan pameran ilustrasi makanan CERITAMAKAN di Japan Foundation, Jakarta, yang dibuka pada Senin (19/02/2018).
Dalam pameran ini, Beng menampilkan karyanya yang dibuat selama tinggal di Jepang, dan karya dari 14 mahasiswi ilustrasi IKJ yang tergabung dalam Bidadari Cikini.
“Saya ingin mengembalikan lagi gairah berpameran, karena media sosial kadang membuat kita lupa pameran sebagai wadah karya,” tegasnya.
Pameran ini akhirnya mematahkan persepsi mahasiswa kekinian yang mulai malas berpameran. “Mereka [Bidadari Cikini] menyadari bahwa dalam pameran ini karya mereka akan dilihat langsung oleh masyarakat, dan mereka harus bisa menjawab pertanyaan yang datang kepada mereka. Berbeda dengan media sosial [sifatnya satu arah],” jelasnya.
Show
Media Sosial Bikin Mahasiswa Seni Rupa Malas Gelar Pameran
Penulis : Ilman A. Sudarwan
Editor : Diena Lestari