Diabetes/boldsky.com
Health

Penderita Diabetes 25 Kali Lebih Berpeluang Mengalami Kebutaan

Yoseph Pencawan
Kamis, 1 Maret 2018 - 05:43
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Jakarta Eye Center meyakini kebutaan memiliki kaitan yang erat dengan diabetes yang mana penyakit tersebut dinamakan dengan Retinopati Diabetika.

Menurut dr. Damara Andalia, Dokter Spesialis Mata di Jakarta Eye Center (JEC), Retinopati Diabetika merupakan salah satu penyebab utama kebutaan dan paling sering ditemukan di klinik-klinik pelayanan mata.

"Penderita diabetes 25 kali lebih besar kemungkinan terjadinya kebutaan dibandingkan dengan orang yang tidak menderita diabetes," tuturnya, belum lama ini.

Dia menjelaskan, Retinopati Diabetika adalah penyakit pembuluh darah retina yang disebabkan oleh Diabet Melitus. Retina adalah lapisan saraf mata yang melapisi dinding dalam bola mata yang berfungsi menerima cahaya/obyek dan mengirimkan gambar tersebut ke otak.

Dikatakannya, angka kejadian Retinopati Diabetika bergantung pada lamanya menderita diabetes. Di antara pasien yang menderita diabetes selama 10 tahun, sebanyak 50% di antaranya akan menderita Retinopati Diabetika.

Penyakit ini merupakan penyebab kebutaan terbanyak di kalangan dewasa aktif di negara maju, dan negara berkembang mulai menunjukkan tren serupa. Sementara di Indonesia, Retinopati merupakan kelainan retina yang paling sering dialami pasien penyakit mata.

Non-Proliferative Diabetic Retinopathy (NPDR) adalah bentuk awal Retinopati Diabetika. Pada kondisi ini, pembuluh darah retina yang halus mengalami kebocoran berupa cairan dan darah ke retina. Akibatnya, retina membengkak dan membentuk deposit yang disebut eksudat.

Penderita NPDR ringan menurutnya cukup banyak meski pada umumnya tidak menyebabkan gangguan penglihatan. Penglihatan baru terganggu apabila sudah terjadi edema (bengkak) atau iskemia pada pusat retina (makula).

Dan Proliferative Diabetic Retinopathy (PDR) merupakan perkembangan lanjut dari NPDR. Pada PDR terjadi pertumbuhan pembuluh darah baru (neovaskularisasi) yang abnormal pada permukaan retina dan saraf optik. Pada kondisi inilah muncul ancaman kebutan pada pasien.

 

 

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro