Bisnis.com, JAKARTA - Tidak semua jenis kanker menyerang orang dewasa. Ada di antaranya yang berisiko diderita anak-anak, bahkan bersifat lebih agresif. Kanker tersebut adalah Retinoblastoma.
Retinoblastoma adalah tumor ganas yang dapat dialami pada satu atau kedua mata.
"Selain mengakibatkan kebutaan, penyakit ini juga dapat menyebabkan kematian," kata dr. Abdul Kadir, Direktur Utama Rumah Sakit Dharmais, belum lama ini.
Ternyata, menurut dia, mereka yang lebih berisiko menderita kanker jenis ini adalah bayi dan anak usia di bawah 5 tahun (balita). Mereka yang memiliki riwayat keluarga penderita Retinoblastoma juga berisiko mengalaminya.
Orang tua harus sedini mungkin mengantisipasi Retinoblastoma. Apabila orang tua menemukan gejala berupa manik mata putih atau Mata Kucing pada balita, segera sang buah hati diperiksakan ke dokter.
Manik mata berwarna putih merupakan bayangan putih yang tampak pada bagian tengah mata. Sementara Mata Kucing merupakan mata yang bersinar kekuningan di tempat gelap, persis seperti mata kucing.
Namun, lanjutnya, anak dengan manik mata putih belum tentu menderita Retinoblastoma. Selain menjadi gejala Retinoblastoma, manik mata putih juga bisa terlihat pada keadaan Katarak dan Persistent Hyperplasia Primary Vitreous (PHPV, Ablatio Retina).
"Cara membedakannya harus dilakukan pemeriksaan lanjutan seperti USG mata yang dilakukan oleh spesialis mata. Namun memang, Retinoblastoma dapat dikenali lebih awal dengan ditemukannya manik mata putih," ulasnya.
Keadaan ini juga dapat diperiksa di Puskesmas dengan alat sederhana, yakni menggunakan lampu senter dan alat yang disebut oftalmoskop.
Selain gejala-gejala tersebut, sambung dr. Abdul Kadir, para orang tua juga perlu mewaspadai beberapa kondisi lain. Seperti mata juling, mata merah, pembesaran bola mata, peradangan jaringan bola mata serta penglihatan buram.
Apabila Retinoblastoma dapat ditemukan dan diobati pada stadium awal, maka makin tinggi angka keberhasilan dan harapan hidup penderita.
Adapun upaya pengobatan dilakukan melalui operasi, dengan atau tanpa kombinasi dengan kemoterapi atau radioterapi.
Namun bila stadium sudah lanjut, dokter akan sulit menghindari tindakan operasi pengangkatan mata si pasien dan menggantinya dengan mata palsu.