Kabar24.com, JAKARTA - Selama ini sebagian besar dari kita bergantung pada kacamata atau lensa kontak, tetapi tidak sedikit pula yang merasa kerepotan.
Namun saat ini telah ada Relex Smile yang merupakan teknik terbaru untuk menghilangkan kelainan refraksi, yakni minus dan silinder tanpa pembuatan flap (flapless).
"Teknologi ini meminimalisasi risiko pergeseran flap atau flap displacement sehingga relatif lebih aman," kata dr. Setiyo Budi Riyanto, SpM (K), Direktur Utama Jakarta Eye Center (JEC) Menteng, belum lama ini.
Prosedur itu dikerjakan hanya dalam satu kali proses laser dan otomatis membuat proses waktu tindakan menjadi relatif lebih cepat.
Teknik ini bisa diselesaikan hanya dalam hitungan detik dan memberikan kenyamanan setelah tindakan tanpa rasa sakit.
Pada taha pertama prosedur dilakukan, laser menembus masuk ke lapisan strom kornea untuk membuat jaringan tipis atau Lenticule.
Ketebalan Lenticule dibuat sesuai dengan ukuran kelainan refraksi yang dimiliki pasien. Kemudian laser membuat sayatan kecil untuk menarik Lenticule keluar.
Pada tahap kedua, dokter mengangkat Lenticule melalui sayatan kecil yang telah dibuat sebelumnya.
Sayatan yang dibuat hanya sebesar 2-4mm. Lalu pada tahap ketiga, Lenticule terangkat dan menyebkan perubahan bentuk kornea yang baru sehingga dapat memperbaik kelainan refraksi pasien. Sayatan kecil tadi akan melekat dengan sendirinya tanpa perlu dijahit.
Namun, lanjutnya, pasien yang dapat menjalani prosedur ini memiliki sejumlah persyaratan. Persyaratan pertama adalah sudah berusia 18 tahun ke atas dan kedua mata harus dalam keadaan sehat.
Persyaratan lainnya adalah ukuran minus atau hasil kombinasi antara minus dengan silinder mulai dari S-3.00 diopter hingga S-10.00 diopter.
“Pasien juga harus melepas soft contact lens selama 14 hari atau hard contact lens selama 30 hari berturut- turut. Dia juga tidak sedang hamil atau menyusui, bagi wanita.”
Menurutnya, tindakan Relex Smile sangat tepat untuk individu yang memiliki mobilitas tinggi, aktif, dinamis dan berkecimpung di dunia olahraga, seperti tinju, selam, taekwondo dan lainnya. Dengan prosedur ini, pasien tidak rentan dengan trauma pada mata.