Bisnis.com, JAKARTA - Para orang tua dan guru perlu memberikan penjelasan kepada anak-anak, khususnya mereka yang masih di bawah umur, mengenai bagaimana cara menggunakan media sosial yang benar.
Hal itu karena dewasa ini media sosial telah menjadi sarana yang begitu populer digunakan untuk berbagai kebutuhan, mulai dari komunikasi, promosi sampai mencari pengetahuan-pengetahuan yang baru.
Namun, meskipun peran sarana ini sudah begitu penting dalam berbagai aktivitas masyarakat, tetapi media sosial dinilai belum perlu dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan formal, meskipun memiliki banyak risiko bila digunakan oleh anak-anak.
| Baca Juga Nyonya Meneer Kalah di Mahkamah Agung |
|---|
"Media sosial belum perlu masuk dalam kurikulum pendidikan resmi karena pendekatan terpenting adalah pendekatan dari keluarga," ujar psikolog Katarina Ira Puspita, Selasa (6/3/2018).
Pendekatan keluarga yakni bagaimana cara keluarga mengawasi anak dan memberi aturan yang jelas terhadap aktivitas penggunaan media sosial.
Dalam pendekatan ini, orang tua terlebih dahulu harus memberikan contoh yang baik bagi anaknya.
Selain itu, dalam pendekatan ini orang tua juga dituntut untuk mengetahui dengan baik ragam media sosial yang sedang berkembang di tengah masyarakat.
Dengan begitu mereka dapat melakukan pengawasan dan memberikan penjelasan yang baik kepada anaknya.
"Jangan sampai orang tua gagap teknologi dan anaknya lebih tahu mengenai media sosial."
Kendati demikian, menurutnya peran guru di sekolah tetap diperlukan untuk memberikan informasi dalam membantu orang tua melakukan pengawasan terhadap anaknya.
