Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Terapi Dengan Alat Ini Bantu Tangani Insomnia

Penelitian terbaru dalam Journal Sleep dikatakan wabah sulit tidur telah mempengaruhi sekitar 150 juta orang di mayoritas wilayah negara berkembang yang berhubungan dengan depresi dan gelisah. Untuk Indonesia, penelitian lain menyebutkan prevalensi insomnia mencapai 10% dari jumlah populasi, atau sekitar 28 juta orang.
Asteria Desi Kartika Sari
Asteria Desi Kartika Sari - Bisnis.com 12 Maret 2018  |  18:09 WIB
Terapi Dengan Alat Ini Bantu Tangani Insomnia
Insomnia - boldsky.com

Bisnis.com, JAKARTA -- Penelitian terbaru dalam Journal Sleep dikatakan wabah sulit tidur telah mempengaruhi sekitar 150 juta orang di mayoritas wilayah dunia berkembang. Tingkatan masalah tidur tersebut berhubungan dengan gangguan depresi dan gelisah.

Sementara untuk Indonesia, penelitian lain menyebutkan prevalensi insomnia mencapai 10% dari jumlah populasi, atau sekitar 28 juta orang.

Guna meningkatkan kualitas hidup, seiring dengan peringatan World Sleep Day yang jatuh pada 16 Maret, Amlife International menginisiasi dan memberikan edukasi terkait pentingnya kualitas tidur untuk menciptakan kehidupan yang lebih berkualitas pula.

"Kami terus-menerus mendukung program WSD setiap tahunnya. Tahun ini kami mengambil bagian dalam memberikan edukasi tentang gangguan tidur dan dampak negatifnya di seluruh Asia Pasifik," kata Lew Mun Yee, Pendiri Amlife International di Jakarta Senin (12/3/2018).

Untuk itu, Amlife memperkenalkan terapi potensial listrik atau electric potensial therapy yang digunakan pada matras kesehatan. Tidak hanya untuk kesehatan. Lanjutnya, matras tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan kulitas hidup dengan cara yang lebih alami, yakni melalui tidur nyenyak.

Gangguan tidur seperti insomnia , menjadi hal umum yang terjadi pada masyarakat modern saat ini. Hal tetsebut dipicu oleh gaya hidup yang sibuk, stres serta perkembangan teknologi yang nerujung pada kualitas tidur.

Psikolog Klinis Aurora Lumbantoruan membenarkan kurang tidur atau buruknya kualitas tidur memiliki dampak negatif yang akhirnya dapat mengganggu kesehatan baik dalam jangka pendek ataupun jangka panjang.

"Dampak buruk dari kualitas tidur yang rendah secara psikologis dapat mepengaruhi ingatan dan kemampuam untuk belajar. Selanjutnya, bisa mempengaruhi kondisi piskologis seperti depresi, kecasan, dan sakit jiwa," katanya.

Dia mengatakan banyak gaya hidup masyarakat modern yang dapat menyebabkan insomnia, seperti membawa pekerjaan ke rumah dan bekerja di malam hari, tidur siang, tidur di kemudian waktu untuk menebus jam tidur yang hilang. Berdasarkan kondisi tersebut, Aurora menyarakan supaya individu menyadar ritme tubuh sebagai alarm biologis dan menjaganya setiap hari untuk meningkatkan kualitas tidur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

depresi stres insomnia
Editor : Fajar Sidik

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top