Bisnis.com, JAKARTA - Selama ini kita mengenal sarapan sebagai kegiatan bersantap pada pagi hari. Itulah mengapa ada banyak sajian yang memiliki stigma ‘hanya cocok dimakan untuk mengawali hari’, misalnya saja sereal, roti panggang, telur mata sapi, atau bubur.
Namun, saat ini semakin jamak dijumpai restoran yang berani mendefinisikan kembali pengertian sarapan sebagai kegiatan bersantap yang bisa dilakukan kapan saja. Mereka mengusung konsep all-day breakfast, alias sarapan sepanjang hari.
Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Benedict, sebuah casual dining yang mengandalkan menu-menu sarapan internasional untuk disajikan sepanjang hari. Menurut mereka, sarapan yang ideal harus merefleksikan harapan bahwa hari ini lebih baik dibandingkan kemarin.
Dengan mengusung pengertian tersebut, mereka mengelevasi menu-menu sarapan konvensional menjadi sajian berkelas yang bisa disantap saat malam sekalipun. Misalnya saja menu sarapan populer, egg benedict, yang menjadi andalan dari restoran ini.
Di restoran ini, menu sarapan klasik berbasis telur itu diolah sedemikian rupa dengan perpaduan saus Hollandaise buatan sendiri yang kental tetapi terasa ringan dan terbuat dari mentega Prancis premium.
Untuk membuatnya berbeda dengan egg benedict pada umumnya, restoran ini menyajikan telur bersaus Hollandaise tersebut di atas nasi shiitake. Presentasenya pun dilengkapi dengan roti sourdough, salmon yang telah dimarinasi, sosis, serta kacang panggang.
Selain makanan-makanan sarapan yang diolah sedemikian rupa sehingga cocok disantap setiap saat, Benedict menghadirkan aneka kopi yang diracik dari biji pilihan, teknik dan peralatan mutakhir, serta diolah oleh barista berpengalaman tinggi untuk menghasilkan rasa yang ideal.
Restoran ini juga menyajikan berbagai menu kopi racikan original hasil kreasi sendiri untuk memanjakan para pecinta kopi. Salah satu kreasi yang cukup unik adalah kopi matcha yang merupakan kopi susu yang disajikan dengan es batu yang terbuat dari teh hijau jepang.
Inovasi Menu
Benedict merupakan salah satu restoran dari The Union Group yang berkolaborasi dengan chef Fernando Sindu dan Charins Chang sejak 2015.
Sebagaimana kebanyakan casual dining yang sedang populer, restoran ini menawarkan berbagai inovasi menu yang membuat penikmatnya merasakan nyaman. Uniknya, restoran ini hanya menggunakan bahan-bahan lokal yang dihasilkan oleh petani kecil dan ramah lingkungan.
“Kami bangga menggunakan bahan berkualitas terbaik dari para mitra petani, nelayan, dan peternak setiap pekannya. Jamur champignon kami berasal dari kaki Gunung Merapi dan digunakan untuk menu-menu seperti Mushroom Ragout Tagliatelle dan Benedict Burger,” jelas Sindu.
Selain itu, lanjutnya, tuna yang digunakan di restoran ini berasal dari lautan di Indonesia Timur, tepatnya di antara perairan Ambon dan Papua. Tuna ini digunakan di menu seperti Tuna Tataki Salad. Sementara itu, bawang merahnya didatangkan dari Medan dan cabai rawitnya dari Brebes.
“Dengan menggunakan bahan-bahan terbaik dari berbagai daerah, kami bertujuan untuk menghadirkan makanan all-day breakfast yang mengena di hati, serta makanan pencuci mulut yang terbaik ke meja konsumen.”
Jadi, jika Anda mencari tempat makan dengan sajian yang diolah dengan penuh kasih dan kehangatan layaknya menu sarapan yang memberi semangat untuk mengawali hari, tidak ada salahnya menjajal restoan yang memiliki cabang di Grand Indonesia dan Pacific Place Jakarta ini.