Bisnis.com, JAKARTA - Selain menggelar seminar mengenai sejarah dan perkembangan pendidikan kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia juga memanfaatkan momentum peringatan Hari Pendidikan Nasional 2018 dengan mencetuskan kampanye anti-hoax di bidang medis.
Pencetusan kampanye tersebut ditandai dengan mulai ditandatanganinya spanduk petisi anti-hoax dan bullying oleh ratusan orang yang terlibat dalam seminar.
Usai seminar dilaksanakan, mereka yang terdiri dari para guru besar, dosen, mahasiswa, pegawai, alumni dan para undangan, meneken spanduk secara bergantian.
"Kami mengimbau seluruh keluarga besar FKUI untuk aktif di media sosial dan memberikan edukasi kepada masyarakat," ujar Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Ari Fahrial Syam di sela-sela penandatanganan petisi, Rabu (2/5/2018).
Petisi ini sebagai bentuk dari ungkapan dan komitmen untuk memulai kampanye anti-hoax dan bullying. Petisi akan diedarkan untuk ditandatangani oleh seluruh elemen aktif di kampus yang berjumlah sekitar 5.000 orang dan keluarga besar FKUI lain yang beraktivitas di luar kampus.
Dengan kampanye ini, FKUI mengimbau seluruh keluarga besar FKUI baik yang masih aktif di kampus maupun tidak, untuk aktif di media sosial, mengamati informasi-informasi medis yang beredar dan segera memberikan penjelasan yang benar bila menemukan hoax.
Dijelaskannya, perkembangan teknologi digital di samping memberikan banyak manfaat juga memiliki sisi negatif, khususnya kemunculan informasi-informasi hoax (palsu).
Bila informasi hoax di bidang medis diyakini oleh masyarakat menjadi suatu kebenaran maka banyak yang bisa celaka.
Dampak negatif berikutnya adalah bullying. Bullying adalah tindakan yang mana satu orang atau lebih mencoba menyakiti atau mengontrol orang lain dengan cara kekerasan.
Salah satunya adalah dalam bentuk verbal, seperti menghina atau menggunakan kata-kata kasar, baik secara langsung maupun melalui saran lain seperti media sosial.
FKUI yang memiliki sejarah sebagai lembaga awal diselenggarakannya pendidikan kedokteran di Indonesia, sudah sepatutnya memberikan perhatian terhadap masalah hoax dan bullying terutama di bidang medis. Karena itu, kampanye ini dinilainya penting untuk dilakukan.
Dia meyakini, meskipun banyak muncul informasi-informasi hoax di media-media sosial, tetapi bila banyak juga muncul informasi yang benar, maka hoax tersebut dengan sendirinya akan hilang.
Ari Fahrial Syam pun berharap kampanye ini menjadi inspirasi bagi 83 fakultas kedokteran lain di Indonesia untuk melakukan gerakan yang sama sehingga dapat lebih kuat menekan hoax dan bullying di media sosial.
"Mudah-mudahan ini menjadi seperti bola salju yang kami mulai dari "rumah" sendiri."
Setelah diteken secara maksimal oleh seluruh elemen civitas akademika FKUI, spanduk petisi tersebut akan dipasang di salah satu lokasi paling terbuka di lingkungan kampus agar dapat dilihat juga oleh masyarakat luas.