Bisnis.com, JAKARTA - Menurut data Sistem informasi Rumah Sakit (SIRS) Online 2016, terdapat 2.166 pasien rawat inap yang didiagnosis berpenyakit Lupus dan tren ini meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan 2014 yang hanya ditemukan 1.169 kasus baru.
Lonjakan angka tersebut membuat Kementerian Kesehatan memutar otak dan membuat kebijakan khusus untuk menyikapi Lupus Eritematosus Sistemik atau LES. Cut Putri Arianie, Direktur P2 Penyakit Tidak Menular Ditjen P2PTM Kemenkes mengungkapkan tingginya prevalensi LES ditekan dengan menjalankan program deteksi dini yang disebut dengan Periksa Lupus Sendiri (Saluri).
"Saluri dapat dilakukan di Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu), Puskesmas atau di sarana pelayanan kesehatan lainnya," tuturnya, kepada pers terkait dengan Peringatan Hari Lupus Dunia, di Kantor Ditjen P2PTM Kementerian Kesehatan, Jakarta, Selasa (8/5/2018).
Saluri dilakukan dengan cara mengenali gejala-gejala, a.l. demam lebih dari 38 derajat celcius dengan sebab yang tidak lelas rasa lelah dan lemah berlebihan. Kemudian sensitif terhadap sinar matahari, rambut rontok serta ruam kemerahan berbentuk kupu-kupu yang melintang dari hidung ke pipi.
Selanjutnya ruam kemerahan di kulit, sariawan yang tidak kunjung sembuh (terutama di atap rongga mulut) serta nyeri dan bengkak pada persendian (terutama di lengan dan tungkai yang menyerang lebih dari 2 sendi dalam jangka waktu lama).
Berikutnya, ujung-ujung jari tangan dan kaki pucat hingga kebiruan saat udara dingin, nyeri dada terutama saa berbaring dan menarik napas panjang serta kejang atau kelainan saraf lainnya.
Kemudian juga bila ada kelainan dari hasil pemeriksaan laboratorium atas anjuran dokter), a.l. Anemia (penururnan kadar sel darah merah), Leukositopenia (penurunan sel darah putih), Trombositopenia (penurunan kadar pembekuan darah), Hematuria dan proteinuria (darah dan protein pada pemeriksaan urin) dan positif ANA dan atau Anti ds-DNA.
"Jika pasien mengalami minimal 4 gejala dari seluruh gejala yang disebutkan di atas, maka kami anjurkan untuk segera melakukan konsultasi dengan dokter di Puskesmas atau rumah sakit."