Bisnis.com, JAKARTA - Kasus perceraian di sejumlah daerah di Indonesia dewasa ini mengalami peningkatan hingga 400% yang didominasi oleh gugatan dari sang istri.
Meskipun masih membutuhkan verifikasi lebih lanjut, tetapi berdasarkan kasus-kasus yang ditanganinya, salah seorang psikolog di Kemang Medical Care, Rahmi Dahnan, mengungkapkan secara garis besar ada tiga penyebab terbanyak perceraian dewasa ini, yakni perselingkuhan, pendapatan istri yang lebih besar serta suami yang tidak bekerja.
Perkembangan media sosial yang juga menjadi tren saat ini menurutnya menjadi salah satu pemicu perselingkuhan. Dalam hal ini, suami dan istri memiliki peluang yang sama berselingkuh.
Banyak suami atau istri keluar dari koridor pernikahan dengan menjalin hubungan perasaan dengan wanita atau pria lain, selain istri atau suaminya, setelah berinteraksi di media sosial. Apalagi, masing-masing pihak, baik suami maupun istri, tidak memegang aturan agama dengan kuat.
Selain melalui media sosial, salah satu pihak yang paling berpeluang menjadi "orang ketiga" adalah rekan kerja karena bertemu dan bersama setiap hari.
Dalam konteks memiliki selingkuhan rekan kerja, pria memiliki lebih banyak kasus dari wanita karena wanita biasanya setelah selesai bekerja banyak yang lebih memilih pulang untuk mengurus rumah dan anak-anak.
Kecenderungan perselingkuhan juga lebih besar bila komunikasi pasangan suami-istri juga tidak berjalan baik. Namun di atas kondisi itu, tetap saja pria memiliki kecenderungan lebih besar melakukan perselingkuhan dari wanita.
"Secara agama juga laki-laki kan punya peluang untuk poligami, sedangkan wanita, bukan saja Islam, agama yang lain juga tidak membolehkan wanita memiliki lebih dari satu suami atau poliandri."
Lebih lanjut, katanya, kasus perceraian dari gugatan sang istri dewasa ini juga semakin banyak karena semakin besarnya pendapatan atau wanita di dunia pekerjaan.
"Saat ini semakin banyak istri yang memperoleh pendapatan lebih besar dari suami sehingga ketika merasa tidak dihormati lagi, mereka menggugat cerai suaminya," kata dia, Sabtu (12/5/2018).
Selanjutnya, penyebab perceraian ini sedang "happening", yakni perceraian akibat sang suami yang tidak bertanggung jawab, terutama tidak memiliki pekerjaan.
Belakangan ini banyak suami yang hanya mengandalkan istri untuk mencukupi kebutuhan rumah tangganya. Mereka tidak berusaha menjadi kepala keluarga yang baik dengan bekerja keras untuk menafkahi keluarganya.
"Sudah lah tidak memberi uang, tidak juga menunjukkan perilaku yang baik, malah suka galak, tidak mau membantu pekerjaan rumah dan sebagainya. Sampai tabungan istri pun habis."