Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ari Fahrial Syam (kedua kanan) saat memimpin sidang doktoral Farida Rusnianah, Senin 21 Mei 2018./JIBI-Yoseph Pencawan
Health

Terobosan Baru, Konsep P2BTK Farida Bisa Jadi Solusi Buat Para Dokter di Puskesmas

Yoseph Pencawan
Selasa, 22 Mei 2018 - 00:30
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang Farida Rusnianah berhasil meraih gelar doktoral di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dengan perolehan nilai disertasi sangat memuaskan.

Adapun disertasi tersebut berjudul Model Pembelajaran dan Penilaian Berbasis Tempat Kerja (P2BTK) untuk Peningkatan Kompetensi Pelayanan Komprehensif Berpusat pada Pasien bagi Dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.

"Farida merupakan doktor ke-11 yang dihasilkan FKUI sepanjang tahun ini," ujar Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Ari Fahrial Syam seusai pelaksanaan sidang disertasi Farida, Senin (21/5/2018).

Dijelaskannya, salah satu persoalan yang sedang dihadapi di lapangan dalam implementasi Jaminan Kesehatan Nasional oleh BPJS Kesehatan adalah dokter-dokter di FKTP kesulitan meningkatkan kompetensinya mengambil spesialis.

Mereka kesulitan meninggalkan tugasnya di fasilitas-fasilitas kesehatan primer atau Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), seperti puskesmas, karena harus melayani pasien sehingga kalau pun mau mengambil spesialis bisa terganjal umur.

Menurut Ari, selama ini mereka bukannya tidak mau meningkatkan kompetensi, tetapi karena kesibukan menangani pasien, tidak ada waktu untuk melakukan hal itu.

Persoalan inilah yang menjadi substansi penelitian disertasi Farida Rusnianah, yang mana dengan model tersebut dokter-dokter di FKTP dapat meningkatkan kompetensinya dan tetap bisa melayani pasien di FKTP.

"Mudah-mudahan ini menjadi solusi buat dokter-dokter Indonesia yang bekerja di fasilitas primer untuk meningkatkan kompetensinya sehingga lebih membawa manfaat bagi masyarakat," kata Ari.

Karena itu, lanjutnya, hasil dari penelitian ini akan disampaikan ke BPJS dan Kementerian Kesehatan karena dia meyakini pemerintah memang membutuhkan model-model seperti ini. "Selama ini mungkin hanya teori-teori saja, tetapi belum ada hasil penelitian S-3 nya. Ini dapat digunakan secara luas."

Selain itu, kata Ari, FKUI juga akan mengurus hak paten model ini karena ini merupakan model yang baru pertama kali ada di Indonesia dan orisinil dihasilkan oleh dunia kedokteran Tanah Air.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yoseph Pencawan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro