Bisnis.com, JAKARTA - Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ari Fahrial Syamm mencoba menengahi silang pendapat antara dokter Rina dengan Persatuan Pabrik Monosodium Glutamate dan Glutamic Acid Indonesia (P2MI) mengenai penggunaan bahan MSG dalam bahan makanan.
Dia menilai pendapat dari kedua pihak tidak salah. Dia mengakui bahwa MSG memang dapat dikonsumsi, sama dengan produk makanan lain yang sudah mendapat legalisasi dari Badan POM.
Dan dia meyakini yang dimaksud oleh dokter Rina adalah penggunaannya tidak berlebihan. Karena bukan hanya MSG, gula pasir atau garam dapur pun tetap saja tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan.
"Sebagai dokter wajar dong menganjurkan mengurangi konsumsi MSG dan garam bagi penderita hipertensi," ujarnya, di sela-sela kehadirannya di kegiatan Promag Fastingval di Lapangan Blok S, Jakarta, Sabtu (26/5/2018).
Begitu juga kepada penderita kencing manis, lanjut dia, pasti disarankan mengurangi konsumsi cairan yang menggunakan gula pasir.
"Kami menganjurkan untuk orang-orang yang sakit dan orang yang sehat juga mesti hati-hati."
Menurut dia, wajar seorang dokter menganjurkan untuk mengonsumsi bahan apapun secara berlebihan karena bisa mengganggu kesehatan.
Terlebih bagi para penderita penyakit-penyakit tertentu yang memang harus lebih mengurangi penggunaannya dibandingkan dengan mereka yang tidak mengalami gangguan kesehatan.
Sebelumnya, pada salah satu sesi materi talk show dalam kegiatan Women's Day di Jakarta pada 21-22 April 2018, Rina Ariani, Anggota Pakar Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, tampil sebagai pembicara.
Dengan materi mengenai makanan sehat, dalam kesempatan itu ia antara lain menyarankan masyarakat, khususnya peserta yang hadir, bila ingin mengurangi tekanan darah, cara paling mudah adalah dengan mengurangi konsumsi garam.
Namun belum lama ini Persatuaan Pabrik Monosodium Glutamate dan Glutamic Acid Indonesia, atau P2MI, melalui keterangan resminya membantah pandangan dokter Rina tersebut.
Ketua P2MI M. Fachrurozy menyatakan pandangan tersebut tidak benar karena sebagai bahan tambahan pangan penyedap rasa, MSG memiliki kandungan natrium yang jauh lebih rendah (12) dibandingkan dengan garam dapur (38).
"Sehingga MSG tidak menjadi penyebab rasa haus sehingga tekanan darah menjadi tinggi, bahkan MSG dapat mengurangi penggunaan garam tanpa mengurangi kelezatan makanan tersebut," kata dia.