Bisnis.com, JAKARTA – Eksistensi musik nostalgia menjadi tantangan tersendiri bagi para musisi era 80-an atau 90-an, terutama dalam mengemas penampilan atraksi musiknya dalam setiap manggung.
Hal ini didukung oleh penyelenggara konser atau event organizer yang harus jeli dalam mengemas konsep musik dan kreasi tata panggung.
Salah satu musisi Indonesia era 90-an yang juga seorang gitaris band Sheila On 7 Eross Candra mengakui hal tersebut. Baginya, kreativitas yang paling diperhatikannya adalah teknis rekaman.
“Suatu band harus bisa mengikuti perkembangan fasilitas teknologi rekaman sehingga hasilnya bisa sesuai dengan selera penikmat musik masa kini,” tuturnya kepada Bisnis, baru-baru ini.
Menurutnya, mau tidak mau, menjadi musisi harus bisa update, terutama urusan sound. “Jika enggak update akan terdengar enggak pada zamannya. Bisa jadi bagus karena berbeda dan bisa jadi ditolak mentah-mentah sama musik yang sekarang,” lanjutnya.
Di samping itu, menciptakan lagu-lagu baru juga menjadi aksi jitu untuk terus bertahan dan eksis. Lirik-lirik lagu perlu dikemas sesuai dengan perkembangan zaman now.
“Lagu baru itu harus dibikin terus. Lirik perlu dikembangkan. Cara bertutur kata anak zaman sekarang lebih ke nggombal. Kalau pakai lirik atau tutur kata yang lama, tidak pada zamannya,” jelasnya.
Pada intinya, mengeksplorasi sound, notasi, dan lirik akan membuat musik menjadi lebih berkembang dan lebih bagus.
Sheila on 7 yang memiliki penggemar notabene anak-anak SMA dan anak kuliahan ini dikabarkan telah memiliki jadwal manggung yang penuh hingga Maret 2019. Intensitas manggungnya antara 8—10 kali per bulan.
