Bisnis.com, JAKARTA - Dua aktris Hollywood Lori Loughlin dan Felicity Huffman bersama 48 orang terlibat skandal kecurangan ujian masuk kampus elit di Amerika. Demikian menurut dokumen pengadilan di Boston yang dirilis pada Selasa (13/2).
Aktris Hollywood Lori Loughlin dan Felicity Huffman bersama 48 orang lain diduga terlibat dalam skema kecurangan ujian masuk perguruan tinggi senilai US$25 juta atau sekitar Rp 356 miliar.
Penipuan itu memfokuskan pada penerimaan siswa di universitas-universitas elit sebagai atlet yang direkrut, terlepas dari kemampuan atletik mereka, dan membantu para calon mahasiswa curang dalam ujian penerimaan mereka, menurut dokumen dakwaan, yang dilaporkan NBC News, 13 Maret 2019.
Pihak berwenang mengatakan penyelidikan FBI, yang diberi nama sandi Operation Varsity Blues, mengungkap jaringan orang tua kaya yang membayar ribuan dolar kepada seorang pria California agar anak-anak mereka masuk ke perguruan tinggi elit, seperti Yale dan Stanford, dengan membayar orang lain menjadi calo mengikuti tes untuk anak-anak mereka, menyuap pengawas ujian untuk memungkinkan hal itu terjadi, atau menyuap pelatih perguruan tinggi untuk mengkonfirmasi pelamar sebagai atlet.
"Kasus ini adalah tentang meluasnya korupsi penerimaan perguruan tinggi elit melalui aplikasi kekayaan yang mantap, dikombinasikan dengan penipuan," kata Jaksa AS untuk Massachusetts, Andrew Lelling.
Lelling menekankan bahwa perguruan tinggi itu sendiri bukanlah target penyelidikan yang sedang berlangsung. Tidak ada mahasiswa yang didakwa, dan pihak berwenang mengatakan dalam banyak kasus mereka tidak mengetahui tentang dugaan penipuan.
Beberapa orang tua menghabiskan antara US$ 200.000 (Rp 2,8 miliar) hingga US$ 6,5 juta (Rp 92,7 miliar) untuk memastikan bahwa anak-anak mereka menerima jaminan masuk di kampus pilihan mereka, kata John Bonavolonta, agen khusus FBI yang bertanggung jawab atas penyelidikan.
Dalang skema itu, William Rick Singer, mengaku bersalah pada Selasa sore atas tuduhan persekongkolan konspirasi, konspirasi pencucian uang, konspirasi menipu Amerika Serikat, dan menghalangi penyelidikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
