Bisnis.com, JAKARTA—Apakah Anda sering kesemutan? Jika ya, saatnya mengenali dan mengetahui lebih jauh mengenai fenomena umum yang sering dialami orang ini.
Kesemutan merupakan sensasi mati rasa atau kebas yang terjadi ketika seseorang melakukan suatu gerakan atau aktivitas yang menekan saraf. Penyebabnya beragam, sehingga menimbulkan kesemutan dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Kesemutan sementara umumnya terjadi sebentar saja karena tertekannya saraf tanpa sengaja. Faktanya 1 dari 4 orang yang berusia 26-30 tahun mulai merasakan kebas dan kesemutan akibat kebiasaan buruk seperti terlalu lama menggunakan gawai.
Sedangkan kesemutan jangka panjang terjadi karena penyakit tertentu seperti strok, diabetes, gangguan ginjal, dan lain-lain.
Apakah kesemutan wajar dibiarkan? Ketua kelompok Studi Neurofisiologi dan Saraf Tepi Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) Pusat Manfaluthy Hakim mengatakan bahwa kesemutan adalah masalah saraf yang perlu diperhatikan lebih serius.
Kesemutan umumnya terjadi kalau kaki bersila atau terjadi saat bagian tubuh tertentu yang ditekan. Kalau kesemutan terjadi karena posisi dan menghilang dengan mengubah posisi, itu adalah gejala awal saja. Akan tetapi perlu diwaspadai kalau kesemutan itu berlangsung sangat lama misalnya lebih dari 5 menit dan berulang kali.
"Karena salah satu gejala awal dari neuropati adalah kesemutan," kata Manfaluthy. Pada awalnya adalah kesemutan, dan hal itu mencerminkan gangguan fungsi saraf. Kalau dibiarkan, dapat menimbulkan mati rasa karena kerusakan saraf. Kalau saraf sudah rusak, tidak bisa diperbaiki lagi.
Apabila kerusakan masih ringan atau sedang, saraf masih dapat diperbaiki dan berenegerasi. Itulah sebabnya deteksi dini gangguan saraf perlu dilakukan, sekaligus juga memperhatikan kesehatan saraf.
"Untuk mencegah neuropati, lakukan olahraga dan konsumsi vitamin neurotropik seperti vitamin B1, B6, dan B12," katanya lagi.